• K.T.U. yang Spektakuler

    Hellow ketemu lagi sama jeng armala. Masih diblog yang sama, orang yang sama, dan cerita yang tidak sama tentunya. Horeee kampus saya libur juga, saya bisa pulang kerumah orang tua deh. Sekian lama menikmati perjalanan yang sangat mem-BT-kan akhirnya sampai di kota halaman saya juga. This is Tangerang City alias kota para buruh pabrik. Kota industri sumpek sama keramaian disana-sini. Keluar gang rumah saya aja kamu bisa langsung nemuin segala para tukang-tukang. Tukang nasgor, tukang roti bakar, tukang sate, tukang ayam goreng, tukang jamu, tukang cukur, tukang rental ps, tukang rental internet, tukang angkot, hingga tukang-tukang pegawai alfamart dan indomart ikut meramaikan suasana riweuhnya daerah perumnas. Kalo saya bilang daerah perum itu mirip las vegas. Las vegasnya banten itu kayaknya disepanjang perum atu, dua, tiga, empat deh. Itu jalan hampir ga pernah sepi. Mentok-mentok paling sepi pas lebaran doang, karena rata-rata orang yang mengadu nasib di tangerang, banyak dari kalangan pendatang. Penduduk asli bisa dihitung batang hidungnya lah. Sesuatu yang unik banget tentang perum. Mulai dari masakan padang, sampe masakan aceh pun ada yang jual. Dari kebab turki ampe kebab ali baba, abangnya lengkap semua. Saya saranin bagi kamu yang lagi kebetulan mampir tangerang terus tiba diperum, jangan lupa beli es bublenya bang zen yang dijamin enak abis, isinya super lengkap, dan antriannya puenuhnya minta ampun plus kamu belinya pas cuacanya lagi terik matahari banget alias panas abis, saat itu es bublenya kita sruput, ajiiibb banget lah rasanya, plong ditenggorokan. Cukup sediakan uang 5rb rupiah kamu bisa menikmati itu minuman dingin. Jangan lupa juga mampir es kelapa 212, lokasinya deretan ruko paling pinggir daerah PAM. Sampingnya ada GOR badminton punyanya pemda tangerang. Kalo masuk bulan puasa nih, ini menu nomor satu yang diserbu warga perum untuk minuman berbuka puasa. Ga heran kalo menjelang bulan Ramadhan si tukang es kelapa ini, dibanjiri para pelanggan yang buaanyaakknya melebihi kuota dari biasanya. Ada lagi, sate padang favorit saya. Jangan melongo kalo tiba-tiba setelah kamu selesai memakannya, musti keluarin kocek 12rb rupiah saja, hanya demi 1 porsi sate padang. Belum pernah saya nemuin sate padang seenak ini dijogja. Belum lagi jajanan kuliner yang lainnya, masih banyak dan masih sangat sekali. Tiap tempat, tiap ruko, tiap jalan, tiap langkah, tiap kedipan mata pasti nemu tukang jualan plus angkutan kota yang sangat beranekaragam warna dan angkanya. Jangan sekali-kali kamu ke perum buta jalan, bakal kesasar kamu nantinya.

    Dua tahun dijogja, tetep aja ga ngebuat saya jadi kangen banget sama perum. Saya udah terlanjur jatuh cinta sama jogja. Udah mah biaya hidup murah, ga banyak angkot, jalanan muluss banget, tata kotanya lebih rapi lagi. Udaranya juga ga polusi-polusi amat. Jogja is very good lah, untuk sementara ini. Entah berapa tahun lagi saya menemukan kota diluar Indonesia sana yang lebih very good dari jogja, jepang gitu misalnya, hehe. Aamiinn ya Allah. Liburan saya bukan sembarang liburan. Sangat limit sekali bagi saya untuk berlama-lama dirumah orang tua saya. Rabu pagi jam 10 saya sampe, sabtu sore saya sudah harus balik kekampus tercinta saya. Kebetulan saya dapet kabar dari sahabat saya, kalo acara Konferensi Tokoh Umat di Jakarta dilaksanakan tepat hari kamisnya. Itu berarti saya bisa ikut untuk menghadiri acara KTU yang kedua kalinya setelah KTU di jogja, asoyyy kata saya. Udah aja saya langsung sms panitia keberangkatan dari tangerang kota, dan akhirnya saya dinyatakan bisa ikut. Alhamdulillah bisa nostalgila bareng temen-temen lama. Ketemu tokoh-tokoh yang sangat luar biasa sekali. Sekaligus dapet ilmu dari para pembicara yang sangat spektakuler tiada taranya. 

    Emang boy band korea doang yang bisa spektakuler. Ini acara juga ga kalah  spektakuler-nya. Pembicaranya  spektakuler , pesertanya  spektakuler , panitianya  spektakuler , tempatnya pun  spektakuler . Keren, fantastik, eksotik, amazing, religi, segudang ungkapan yang tak terkira buat acara ini. Konferensi Tokoh Umat yang diselenggarkan di Jakarta bertempat di Tenis Indoor Senayan Jakarta ini sangat membuat para tokoh-tokoh umat membuka mata akan pentingnya penegakkan khilafah dimuka bumi ini. Pagi-pagi saya telah memasuki ruangan yang sungguh bikin suhu badan saya turun deratis. Geng saya ditempatkan ditribun atas oleh panitia. Udah mah paling atas, paling pojok pula. Dan ternyata pas atas saya, ada AC segede gaban. Yang siap kapan aja bikin kita-kita mati beku. Dengan ikhlas lillahita'ala saya terima saja itu tempat duduk. Itung-itung ngalah lah buat ibu-ibu yang pada bawa anak. Kedinginan yang saya rasakan ga seberapa sama perjuangan saudara-saudara saya diluar sana, yang bahkan rela mengorbankan nyawanya demi kebangkitan Islam. Jadi, it's ok lah, ga usah dibawa repot. Setengah jam kami menunggu acara mulai, tiba-tiba kami dikagetkan oleh lampu sorot yang berkelap-kelip di ikuti alunan instrumen yang sangat meloww abis. Hampir nguap-nguap saya dibuatnya. Lebih menakjubkan lagi, ujug-ujug dari tribun sebelah kiri saya berduyun-duyun rombongan bapak-bapak memenuhi tempat duduk yang disediakan oleh panitia. Pas acara dibuka oleh salam, ternyata kursi yang tadinya masih kosong, langsung terisi dengan penuh manusia. Wow subhanallah banget. Keren!

    Pembicara-pembicara spektakuler pun dikeluarkan. Sesi pertama dibuka dengan tiga pembicara yang mengemukakan tentang potensi kekayaan alam Indonesia yang begitu kaya rayanya. Namun apa yang terjadi dengan bangsa ini? hanya segelintir orang saja yang mampu menikmati kekayaan itu. Mayoritas rakyatnya hidup dibawah garis kemiskinan. Padahal jika dirinci satu persatu, sumber daya alam yang Indonesia punya, dan jika SDA tersebut tidak dikelola oleh perusahaan swasta asing, pendapatan yang diperoleh oleh Indonesia sangat bisa sekali membiayai APBN negara, bahkan itu pun surplus. Ga perlu utang luar negeri, ga perlu narik pajak, Indonesia sudah mampu membayar kebutuhan belanja negara dan menghidupi rakyatnya. Namun, faktanya berkata lain. Saat ini apa yang dilakukan pemerintah Indonesia. Mereka pada sibuk bikin kebijakan-kebijakan yang memang dipesan asing untuk melancarkan bisnis-bisnis yang mereka lakukan. Lihat freeport, lihat cevron, lihat blok cepu, mayoritas saham yang dimilikinya adalah milik asing. Undang-undang penanaman modal pun langsung disahkan, tanpa melihat efek jangka panjangnya bagi negeri zamrud khatulistiwa ini. Sungguh ironis, negeri yang amat kaya ini, tapi kehidupan yang dirasakannya tidak sekaya yang dikira. Justru sebaliknya, apa-apa serba mahal, berbagai subsidi untuk rakyat dicabut, hingga satu titik kesejahteraan, belum juga dirasakan oleh warga negara Indonesia. 

    Beuh, gimana ga kesel tuh. Sungguh nista pemerintah yang salah kelola untuk negeri ini. Mereka mempermainkan hukum demi kepentingan mereka sendiri. Kongkalikong ama dedengkot-dedengkotnya. Rakyatnya good bye deh. Parah memang! Singkat cerita, pembicara terakhir pun menyudahi acara tersebut dengan pemaparan model baru APBN Khilafah. Sungguh berbeda sekali, jika yang digunakan APBN kapitalis. APBN kapitalis sudah terbukti banyak meninggalkan utang, dan berakhir dengan defisit plus koma stadium 4. Bagi yang anak ekonomi, atau bapaknya ngajar ekonomi, atau kakaknya kuliah di jurusan ekonomi, atau siapapun yang masih kenal sama yang namanya ekonomi, sudah tau persis lah, bagaimana APBN Indonesia yang berjalan selama ini. Dana yang besar justru dikeluarkan untuk jalan-jalan keluar negeri yang lebih dikemas halus dengan istilah "study banding". Dana buat revisi kantor, bangun kamar mandi yang entahlah itu ruangannya segede apa. Dana buat ganti mobil dinas, yang padahal masih bagus, baru 3 bulan keluar dari dealer. Giliran dana buat pembangunan insfrastruktur, eh malah pada dikorup. Jalan umum, baru satu bulan dibangun udah pada bolong-bolong. Akhirnya banyak kecelakaan, jungkir balik, dan makan korban jiwa. Entahlah gimana itu pikiran si pemerintah. Koq bisa-bisanya gitu bikin ulah terus. Semua akibat dari penerapan APBN kapitalis. Coba deh sekali-kali pake APBN Khilafah. Yang sumber penerimaan negara ga cuma dari pajak ama utang luar negeri doang. Dalam APBN Khilafah, sumber pemasukan negara itu ada 12. Yaitu :

    1. Anfal, Ghanimah, Fai dan Khumus
    2. Kharaj
    3. Jizyah
    4. Harta Kepemilikan Umum (air,padang rumput,api)
    5. Harta Milik Negara yang berupa tanah, bangunan, sarana umum dan pendapatannya
    6. Harta Usyur
    7. Harta tidak sah dari penguasa dan pegawai negara, harta hasil kerja yang tidak diijinkan syara', serta harta yang diperoleh dari hasil tindakan curang lainnya
    8. Khumus barang temuan dan barang tambang
    9. Harta yang tidak ada ahli warisnya
    10. Harta orang-orang murtad
    11. Pajak (dharibah)
    12. Harta Zakat
    Itu poin yang kesebelas, dipungut kalo kas negara bener-bener kosong, dan yang dipungut khusus orang-orang yang berpendapatan 500juta keatas, alias cuma orang kaya. Ga perlaku buat orang miskin. Ga kaya sekarang. Tuh kebukti kan, kalo Indonesia pake APBN Khilafah Insya Allah akan mensejahterakan umat.


    Pulangnya saya menemukan kemacetan kota jakarta yang sangat luar biasa bikin naik darah. Berinisiatif pengen cari tempat sholat yang ga ngantri, eh malah ketemu masjid yang super duper jauh mata memandang. Saya dkk musti berjalan kurang lebih setengah jam lamanya demi hanya untuk menunaikkan sholat ashar. Ini mah ga ada apa-apanya, bayangkan imam syafi'i jaman dulu, rela jalan jauh berkilo-kilo meter hanya demi berguru. Lah kita, jalan dikit aja udah tepar. Dasar manusia, maunya instann terus. Dikasih duri dikit, udah ngeluh, ngeluh, dan ngeluh. Yasudahlah mau ga mau, harus ga harus, jalan cari masjid juga. Sekalian jalan-jalan sore dikota jakarta sambil menimati pemandangan mobil yang ngantri tiada taranya. Ibu kota emang lebih kejam dari pada ibu tiri. Wow, sampe perum lagi saya dijemput adik tercinta saya, horay.. Bebas angkot deh. Jalan dikit, koq saya merasakan rasa yang aneh dalam mulut saya, ternyata gigi saya berdarah. Gubrak!! efek macet kali yak, wkwkw. 

    21.08
    badan pegel-pegel karena dapet tumpangan yang umpel-umpelan

0 komentar:

Search