Oleh Fahrur Rozi
Hampir Bisa dipastikan yang menjadi tranding topic dunia
-setidaknya untuk tiga pekan kedepan- adalah perhelatan akbar Euro Cup 2012 di
Polandia-Ukraina. Bukan ‘pembakaran’ 120 anak-anak dan wanita di Haula Suriah
oleh rezim Assad, bukan pula Resesi Ekonomi Dunia yang membuat perhelatan Piala
Eropa terancam batal. Pun juga untuk di dalam negeri pemberitaan dan
perbincangan tentang Euro 2012 dipastikan akan lebih ramai daripada kasus
megakorupsi Hambalang, even MTQ di Ambon, kasus Narkoba, atau kasus Kelangkaan
Elpiji melon. Mengapa bisa demikian? Jelas karena Bola tak sebatas Olahraga.
Sepak bola adalah industri, sepakbola adalah entertainment paling profitable dan
lebih menarik lagi sepakbola adalah Pengalih isu. Pegalih isu bagi rakyat
jelata yang telah lelah dijubeli dengan kebohongan dan derita. Pengalih isu
yang digunakan para penguasa supaya leluasa menipu dan berbuat angkara murka.
Euro 2012 bak oase di padang pasir yg menyamankan fisik dan batin.
Turnamen sepak bula empat tahunan ini ‘pengalih isu’ yang efektif untuk para
penyuka bola. Paling tidak selama 3 pekan media dan ruang public kita tidak
akan didominasi oleh wacana dan aksi destruktif elit penguasa. Mengapa sebuah
turnamen olahraga bisa mengalihkan perhatian jutaan mata? bisa jadi karena even
ini lebih terlihat riil daripada konstelasi social-politik di negeri ini yang
semu dan menipu. Kita hanya perlu melihat perpindahan bola dari kaki ke kaki
tidak seperti pemberitaan kasus korupsi Hambalang yang muter sana-sini
ujung-ujungnya hilang tertelan bumi persis sebagaimaan digambarkan dalam iklan,
‘ Kasus korupsi hilaang!.’ Tidak seperti pilunya nasib anak-anak bangsa
karena pemerintahnya yang sudah tak peduli dengan mengguritanya narkoba, judi
dan senjata api. Hasil pertandingan sepak bola jelas terpampang pada papan
skor. Akan tetapi komitmen pemerintah untuk memberantas narkoba misalnya tidak
jelas juntrungannya. Di mulut perangi narkoba tapi aksinya memberi Gerasi
kepada Shepelle Corby sang ratu ganja. Aneh!
Baik
Di Eropa maupun di negeri ini demam bola juga dijadikan sebagai pengalih isu.
Masyarakat Eropa yang sedang marah kepada pemerintah kapitalisnya karena krisis
berkepanjangan tentu butuh hiburan dan obat penenang. Dan para kapitalis eropa
lagi-lagi mendapat momentum emasnya yakni perhelatan akbar sepakbola. Nasib
eropa memang ironis dan kronis. Angka pengagguran mencapai 27 jutaorang. Spanyol misalnya yang merupakan
juara bertahan Euro Cup sedang diambang kebangkrutan. Tingkat pengangguran di
negeri itu mencapai 24%.
Hal
sama juga terjadi di negeri ini. Perhatian public dan media tersedot membahas
bola. Euforia Euro 2012 mampu mengalihkan isu. Mengalihkan dari permasalahan
kegagalan penguasa mengurus negara dan rakyat. Mengalihkan dari masalah
Korupsi, kriminalitas tinggi sampai masalah sakit gigi. Di sinilah peran media
sekuler sangat besar. Rating tayangan
euro 2012 melonjak tinggi karena kolaborasi tiga serangkai; public yang butuh
hiburan, penguasa yang butuh alat pengalih perhatian, dan media yang butuh
penghasilan.
Yang
Lebih mengkhawatirkan lagi adalah efek jangka panjang. Teramat riskan Jika
masyarakat mudah sekali dialihkan perhatiannya. Masyarakat seperti ini oleh
professor politik Benedict Enderson (1983)
disebut sebagai Imagined Communities. Masyarakat yang
tidak memiliki pendirian, tidak memiliki kekuatan sehingga mudah diperdaya.
Sah-sah
saja Menikmati hiburan akan tetapi tetap harus sesuai aturan, proporsional dan
tidak kelewatan. Jangan sampai untuk bangun subuh susahnya minta ampun akan
tetapi bangun untuk nonton bola gampang. Aneh jikalau Ibadah malas tetapi
nonton bola semangat. Lebih jauh lagi jangan sampai perhelatan sepak bola,
konser musik, atau apapun namanya mengalihkan kita dari kehidupan nyata.
Masalah korupsi, kriminalitas, kemiskinan dan sebagainya tidak akan selesai
dengan menonton bola. Masalah tersebut akan terselesaikan jika kita aktif
berjuang menyelesaikan itu semua dengan aturan yang benar yakni aturan islam.
Oleh karenanya terlibat aktif dalam perjuangan penegakan syariah islam dalam
bingkai Khilafah adalah pilihan paling tepat dan rasional untuk kita lakukan
saat ini. Jangan mau hanya menjadi penonton. Di negeri ini, penonton
berpotensi kehilangan banyak hal; hilang uang (untuk tiket), hilang malu
(karena jauh dari sportivitas), bahkan bisa hilang nyawa (selama bulan juni ini
saja ada 4 penonton yang tewas di stadion,metrotvnews.com). Oleh karena itu
jadilah pemain dalam kehidupan sekaligus actor kemenangan. Jikalau
sewaktu-waktu menjadi penonton (semisal menonton Piala Eropa) maka jadilah
penonton yang bijak sekaligus kritis. Jadi jelas, Jangan teralihkan! Orang yang
teralihkan perhatiannya biasanya akan ketinggaan kereta.
0 komentar:
Posting Komentar