• The Power of Emak-emak

    Assalamualaikum teman-teman (pakai gaya ria ricis 😁). Aduh, mamak kangen ngeblog nih. Masa iya udah mau akhir tahun, tak mamak lengkapi dengan curhatan dipenghujung akhir tahun. Hahaha. Maklum ya bu, mamak ini sibuk ngurus dua anak. Yg satu usia 3 tahun , yang satu usia 5 bulan (saat mamak nulis curhatan yg ini ya). Alhamdulillah karena mamak lagi kangen tengok blog, cus lah mamak tulis aja.

    Judulnya the power of emak-emak ya, jangan langsung bilang "sen kanan, belok kiri loh ya" wkwkwkwk situ pernah ya? Ngaku mak.. 😂

    Yap, back topik ya, emak-emak emang kodratnya ngurus rumah, suami, anak. Ga asing ada pepatah bilang, "perempuan itu tugasnya cuma di sumur, kasur, dapur" ngapain sekolah tinggi-tinggi". Kalo masih ada yg ngomong kayak gitu, sini gua gaplok 🤭🤭 (maapkeun mamak satu ini ya, agak tempramen dikit) 😂

    Heloow, sekarang jamannya milenial gitu loh. Emak dirumah, sekarang justru lagi ngetrend. Yang menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Yang kerjaannya videoin anaknya mulu trus uplod di ig story dan status wa, yang potoin anaknya dari brojol masih berlumuran darah sampe bewokan, hahaha. Jadi, kalo ada orang yang tanya, kerjaan kamu apa? Jawab aja "Ummu warobatul bait" asikk dah. Artinya tuh "ibu dan pengatur rumah tangga" alis IBU RUMAH TANGGA DONG" pake dong ya, harus bangga bilangnya. Jangan, pake kata cuma, apalagi pake kata doang. "cuma IRT, atau "IRT doang". Buang jauh-jauh kata itu mulai sekarang!!

    The power of emak-emak lah yang akan melahirkan generasi penerus umat mak. Yang bisa ngajarin anaknya ilmu agama, ilmu rumah tangga, segala macem gudang ilmu akan di ajarkan oleh emaknya. Dan pasti itu melekat di benak anak.

    Anak saya contohnya, dia nirukan semua yang umminya bilang. Kosa katanya, tingkah lakunya, niruuu semua. Pernah suatu waktu saya lempar cakap sama anak sulung saya.

    Ummi: "Sarah, ummi pernah marah-marah ga?"

    Sarah: "Engga" jawab sarah.

    Ummi: "Kalo abi, suka marahin sarah ga?"

    Sarah: "Iya, abi marah-marah"

    Ummi: "Gimana abi marah-marah?"

    Sarah: "Sarah dicubit".

    Wow, ummi abii langsung lempar pandang, dan sejak saat itu si abi ga pernah cubit sarah lagi. Apa pelajaran yang bisa kita ambil?

    Dia merekam ternyata, apa yang ummi abii nya lakukan, tiap menit, tiap detik. Dan itu dia ingaaattt. Bahagianya mamak tak pernah disebut marah-marah. Padahal mak aslinya mamak suka marah juga, haha. Tapi tak pernah main tangan dan membentak. Trus? Ummi coba marah dengan marah yg mendidik. 😅😅 So, yang ditangkap anak kecil, suka marah-marah itu main tangan, sodara. Hati-hati itu.

    Karena itulah power kita sebagai mamak-mamak, berperan penting sangat untuk ajari buah hati kita. Emaknya tutup aurat, akan di tiru. Emaknya berkata santun, akan ditiru. Emaknya rajin solat, rajin ngaji, ya akan ditiru sama anak. Makanya ada pepatah mengatakan "buah tak jatuh, jauh dari pohonnya". Bibitnya adalah anakmu mak. Kalau kau tanam bibit yang baik, akan tumbuh pohon yang subur, sehat, bagus, cantik. Tapi, jika kau tanam bibit yang buruk, buruk pula dia tumbuhnya. Disitulah kita ambil peran sebagai mamak-mamak ideologis. Yang bisa menancapkan aqidah yang kuat sama anak-anak kita kelak. Masa depan dunia ada di tanganmu, wahai para mamak. Kunci untuk menggapainya tengoklah Al-Qur'an dan As-sunah. Insyaallah jika Islam selalu kau pegang, aman anak-anakmu.

    #savethefamily
    #selamatkankeluarga

    23.59
    Dari mamak dua anak, yang anti rempong naik motor. Yihaa 😎😎

0 komentar:

Search