Emas (dinar) dan perak (dirham) merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal oleh dunia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan makanan pokok.
Harga seekor ayam pada masa Rasulullah, salla’llahu alaihi wa sallam, adalah satu dirham, saat ini, 1,400 tahun kemudian, harga seekor ayam tetaplah satu dirham.
Selama 1,400 tahun nilai inflasinya adalah nol.
Dapatkah kita melihat hal yang sama terhadap dollar atau mata uang lainnya selama 25 tahun terakhir ini?
Terlihat bahkan untuk jangka panjang, sistem mata uang bi-metal terbukti menjadi mata uang yang paling stabil. Ia tetap bertahan, di samping usaha dari berbagai pemerintahan untuk merubahnya menjadi mata uang simbolis yang diwakilkan oleh nilai nominal yang berbeda dengan berat yang dimilikinya.
Keandalan
Uang emas tidak akan mengalami inflasi hanya karena dicetak secara terus menerus; ia tidak akan dapat didevaluasi oleh sebuah peraturan pemerintah, dan tidak seperti mata uang nasional, uang emas merupakan sebuah aset yang tidak tergantung kepada janji siapa pun untuk membayar nilai nominalnya.
Portabilitas dan tingkat kerahasiaan dari emas adalah nilai tambah yang penting, akan tetapi lebih daripada itu sebuah fakta yang tidak terelakkan adalah emas merupakan aset nyata dan bukan merupakan hutang.
Semua jenis aset kertas, seperti; surat hutang, saham, dan bahkan deposito bank merupakan pernyataan janji hutang yang akan dibayarkan. Nilainya sangat bergantung kepada kepercayaan penanam modal bahwa janji tersebut akan dipenuhi. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh surat hutang sampah dan mata uang Peso Meksiko, janji yang meragukan akan segera kehilangan nilainya. Emas tidaklah seperti ini. Sebentuk emas bebas dari semua bentuk sistem finansial, dan nilainya telah dibuktikan selama 5,000 tahun sejarah manusia.
Dan, pada tanggal 3 maret 2012 tadi, saya sengaja mampir ke penukaran dinar dan dirham yang terletak di Jl. Kemitbumen No 1, Wijilan, Kraton, Yogyakarta. Saya menukarkan uang kertas saya, dengan dirham senilai 134.000 dengan berat 5.950 gram. Sebagai anak ekonomi islam, tentunya saya paham, begitu sangat unggul sekali mata uang ini dibandingkan mata uang yang lainnya. Karena dari jaman dahulu kala, hingga jaman sekarang hampir sama sekali tidak pernah terjadi masalah-masalah moneter, seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan anjloknya daya beli. Nilai tukar dinar dan dirham [selasa, 03 maret 2012] adalah berikut ini :
DINAR EMAS
Nisfu Dinar - Rp. 1.100.000,- [1/2 dinar]
Dinar - Rp. 2.200.000,- [1 dinar]
Dinarayn - Rp. 4.400.000,- [2 dinar]
DIRHAM PERAK
Daniq Dirham - Rp. 11.166,- [1/6 dirham]
Nisfu Dirham - Rp. 33.500,- [1/2 dirham]
Dirham - Rp. 67.000,- [1 dirham]
Dirhamayn - Rp. 134.000,- [2 dirham]
Khamsa - Rp. 335.000,- [5 dirham]
Dirham yang saya tukar
Bagi anda-anda yang tinggal di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, koin dinar dan dirham dapat diperoleh diwakala terdekat, berikut alamat-alamanya :
1. Wakala Gemah Ripah : Jl. Sisingamangaraja 108, Karangkajen, Yogyakarta.
2. Wakala Griya Dinar : Jl. Kemitbumen No 1, Wijilan, Kraton, Yogyakarta.
3. Wakala Arminna : Jl. Jebugan, Bantul, Yogyakarta.
4. Wakala At-Tawazun : Perumahan Citra Alam Sejahtera, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Nggak mau ikut terbawa arus inflasi? segera tukarkan uang kertas anda dengan dinar dan dirham. Saya nggak nyesel masuk jurusan Ekonomi Islam, emang saling berkaitan erat dengan mata uang, terutama dinar dan dirham. Sudah saatnya kita kembali kepada dinar dan dirham dan menerapkan sistem ekonomi Islam dalam seluruh aspek kehidupan dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah.
Baca Juga Artikel Dibawah ini :
Dokumentasi Festival Hari Pasaran (FHP) Dinar Dirham ke-2 di Karangkajen: http://www.youtube.com/watch?v=_RgRMVWf1Ww
BalasHapus