Tanggal 13 februari 2014, tiba saatnya gunung kelud memuntahkan isinya. Dia meletus malem-malem disaat orang kebanyakan lelap tertidur. Dentumannya pun terdengar hingga jogja. Masya Allah. Dosa apa yang telah bangsa ini perbuat? Hingga Allah ngasih kita teguran lewat letusan gunung api.
Temen gue di hamfara, banyak juga yang asalnya dari jawa timur. Ada yang di malang, di kediri, surabaya, tulung agung, dsb. Mereka langsung kontak keluarga mereka untuk menanyakan kabar disana. Alhamdulillahnya, semua keluarga disana masih baik-baik aja. Hanya suruh mengungsi karena khawatir ada letusan gunung kelud yang ke dua.
Hamfara sebelumnya pernah mengalami kejadian yang serupa, saat erupsi gunung merapi di kaliurang. Saat itu gue masih jadi maba, dan pertama kalinya gue ngerasain hujan abu. Sekarang, kejadian kaya gitu, terulang lagi disini. Tapi, yang sekarang lebih parah. Abunya lebih tebel, lebih bikin sesek napas, dan bikin akses jalan raya ketutup abu vulkanik.
Hari pertama, sama sekali gue ga keluar asrama. Walopun kata temen gue, kondisi diluar itu kaya suasana salju gitu #ngarep banget. Banyak diantara mereka mengabadikan moment langka tersebut, lewat kamera hp seadanya. Ternyata, ke eksotikan hamfara ga hilang begitu aja, walopun udah di guyur abu vulkanik, justru makin tambah awesome! wow.
Hari kedua, gue memberanikan diri untuk memulai aktifitas di luar. Pas nyampe diparkiran, motor gue yang imut itu, udah kotor ketutup abu. Dan yang parahnya, ada yang iseng nulis love di jok motor gue. Iseng banget tuh orang. Yaudah deh, karena ga punya kanebo, sarung tangan pun jadi pembersih jok motor gue, hiks.
Hujan abunya udah mulai reda sih, tapi abu yang nangkring di atas pohon bertebangan kesana-kemari. Debu-debu dipinggir jalan pun, masih suka bikin jarak pandang kita terganggu. Kalo ada kendaraan yang jalannya ngebut, debunya berhamburan gitu. Jadi males gue kalo kemane-mane.
Yang paling bikin sedih, saat pagi hari, dimana para mahasiswa membutuhkan makan, semua warung makan pada tutup. Kita kelaperan mak, T.T Satu-satunya alternatif yang dituju adalah bikin mie instan pake hitter, termasuk gue. Satu asrama ditempat gue, pada rebutan buat beli mie, karena hasrat lapar mereka tak tertahankan. Mau keluar masih banyak abu, terus pada tutup pula. Alhamdulillah, gue masih kebagian mie.
Pagi selesai, mati listrik n mati air menyusul di siang hari. Ya Allah, derita banget deh. Beberapa pelajaran yang gue dapet. Harusnya kita itu satu tubuh, kalo sodara kita lagi susah, kita ikut merasakan kesusahan mereka. Diliat dari kejadian hujan abu ini. Biarpun gunungnya meletus di jatim, tapi penderitaannya sampe ke jateng, bahkan denger2 sebagian jabar ada yang kena.
Hujan abu memang salah satu bencana yang Allah kasih buat kita. Tapi, dari kita jarang memikirkan kenapa Allah kasih bencana untuk Indonesia secara bertubi-tubi. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa, sampe gunung meletus. Teringat pesan salah seorang anggota di whatsapp gue.
Gunung meletus, gempa bumi, banjir, tsunami, memang merupakan fenomena alam. Para ilmuwan sering bicara teknis tentang penyebab alam itu. Misalnya, gempa bumi terjadi karena lempengan bumi bergeser. Begitu simple, dan sampai disitu aja. Padahal disana ada iradah dan masyiah Allah. Jika lempengan bumi bergeser, siapakah yang menggesernya? Kalo orang tidak beriman, dia hanya mengatakan "pergeseran bumi bla..bla..bla" kita pun terbuai dengan jawaban itu. Kita melupakan Allah, bahwa Dia yang maha menggeser. Dialah yang menggerakkannya. Dialah yang maha kuasa melakukan semuanya. Allahu akbar!
Maka sayyidina Umar, ketika terjadi gempa bumi di Madinah, langsung berpidato diatas podium Nabi di Masjid Nabawi, dan dengan lantang menanyakan kepada Umat Islam "apa dosa kalian, sehingga membuat Allah murka?" Umar sadar bahwa dibalik peristiwa alam itu ada iradah dan masyiah Allah. Dosa manusialah yang membuat Allah murka. Lalu dosa apa yang membuat Allah menurunkan bencana bertubi-tubi?
Dosa karena sistem pemerintahan di negeri ini bukan sistemnya Allah. Sistem ekonominya juga bukan sistemnya Allah. Sistem sosialnya juga bukan sistemnya Allah. Pendidikannya juga bukan sistemnya Allah. Sangsi hukumnya juga bukan sistemnya Allah. Dan semuanya itu membuat Allah murka. Semua itu mengundang musibah. Wallahu'alam..
12.16
muhasabah diri, back to sistemnya Allah yuk..
Hamfara di guyur Abu Vulkanik Gunung Kelud
hamfara hujan abu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar