28 Nov 2012

Ali bin Abi Thalib Love Story

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. 

Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! ‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. 

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakar Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu. ”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah. 

Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. 

Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” 

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan. 

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. 

Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. 

Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan. Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. 

Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu? 

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. "Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..” ”Aku?”, tanyanya tak yakin. ”Ya. Engkau wahai saudaraku!” ”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?” ”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!” 

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. 

Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan. 

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?” ”Entahlah..” ”Apa maksudmu?” ”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!” ”Dasar kamu tidak mengerti, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!” Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. 

Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. 

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda” ‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu” Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.” Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya: “Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4). Diambil dari "Jalan Cinta Para Pejuang" karangan Salim A. Fillah

Dr. Ahmad Shiozaki Yuki : Mualaf Jepang Pejuang Khilafah

Dalam dunia dakwah, Ahmad Shiozaki Yuki termasuk manusia langka. Pasalnya, mendakwahi orang Jepang itu sulit sekali bahkan saking sulitnya, intelektual Muslim terkemuka di Jepang Prof Hasan Ko Nakata, mengumpamakannya seperti mendakwahi batu. Makanya, betapa anehnya bila ada orang Jepang tiba-tiba datang ke masjid menyatakan diri ingin masuk Islam. Apalagi orang tersebut tidak pernah bertemu dan berkomunikasi dengan seorang Muslim pun. 

Tapi begitulah Shiozaki, ia tiba-tiba datang ke sebuah masjid terbesar di Tokyo dan minta dibimbing mengucapkan dua kalimat syahadat. Kok bisa? Masuk Islam Kepada Media Umat Shiozaki menyatakan bahwa di Jepang orang-¬orangnya gila kerja. Tetapi itu malah membuat mereka stres. Hidup mereka hampa, materi yang dikumpulkannya tidak membuatnya bahagia tetapi malah semakin membuat resah saja. Sehingga sedikitnya 30.000 orang Jepang setiap tahun mati bunuh diri karena masalah ini. Ia menyadari kehidupan sekulerlah biang keladinya. Oleh karena itu ia pun ingin hidup dalam ketaatan terhadap agama. Namun agama apa? Maka perjalanan spiritualnya pun di mulai sejak ia kuliah pada jurusan sastra di Universitas Kristen Internasional di Tokyo, Jepang (1996-2000). 

Waktu itu, ia belajar tentang berbagai agama dari berbagai macam buku keagamaan seperti agama Kristen, Budha, Hindu, Islam dan lain-lain. Menurutnya, antara berbagai agama, Islam kelihatannya paling rasional. Lantaran Islam mengajar satu cara hidup untuk percaya Allah dan mengikut syariat yang diwahyukan oleh-Nya. Setahun setelas lulus, tepatnya pada Februari 2001, ia pun memutuskan untuk masuk Islam. "Antara berbagai agama, Islam kelihatannya paling rasional. Saya pergi ke masjid terbesar di Tokyo, mengucap syahadat," ujarnya. Saat itulah kali pertama Shiozaki datang ke tempat ibadah orang Islam dan kali pertama pula ia bertemu dan berbicara dengan orang Islam. Sejak saat itu kata "Ahmad" disematkan di depan namanya. 

Shiozaki sungguh beruntung datang ke masjid tersebut karena di samping dapat memerdalam akidah dan belajar ibadah mandah, ia pun dapat belajar politik Islam langsung dari Ko Nakata, yang menjadi mualaf pada 1983. (Kisah masuk Islamnya Ko Nakata bisa disimak di MU edisi 49). "Prof Hassan Ko Nakata bekerja banyak untuk dakwah di Jepang dan menuntut membangun khilafah kembali bagi umat Islam” ungkap Shiozaki. Shiozaki dikatakan beruntung karena biasanya seoarang mualaf hanya bertemu ustadz yang hanya mengajarkan akidah dan ibadah mahdah saja. Bukan hanya mualaf, orang yang sejak lahir pun belum tentu dapat memahami politik Islam karena ia hanya belajar kepada orang yang tidak memahaminya. Makanya ketika Media Umat bertanya tentang kewajiban menegakkan kembali khilafah jawabannya langsung nyambung. 

Sejak sepuluh tahun lalu, ujarnya, Nakata mengajarkan pada dirinya bahwa pembinaan khilafah adalah tuntutan yang sangat penting sampai masa kini. "Semua masalah umat Islam masa kini seperti masalah politik, ekonomi dan sebagainya sebenarnya disebabkan oleh ketiadaan khilafah. Khilafah diperlukan bagi Muslim untuk hidup mengikut syariat dengan sebenarnya;' ujarnya. Shiozaki juga termasuk manusia langka di Jepang. Karena jumlah umat Muslim di Jepang itu kurang dari 0,01 persen. Dari 130 juta penduduk Jepang hanya 70-100 ribu orang saja yang memeluk Islam. Dan mayoritasnya adalah pendatang termasuk dari Indonesia. Dengan kata lain orang Jepang asli sangat-sangat sedikit. Alhamdulillah, meski sudah masuk Islam Shiozaki tidak mengalami penentangan dari keluarga besarnya yang beragama Budha. Karena Jepang adalah masyarakat sekuler, yang tidak memedulikan apakah seseorang mau beragama atau pun tidak. Itu semua urusan pribadi dan tidak patut campur tangan pada kepercayaan orang lain. 

Namun demikian, ia pun menyatakan bahwa mualaf lain kondisinya tidak seberuntung dia. Mereka mendapatkan penentangan yang kuat dari keluarganya yang masih memegang tradisi Budha atau pun Shinto. Sedangkan di tempat kerja, Shiozaki pun tidak menghadapi masalah besar karena dirinya seorang akademisi. Karena di kampus itu pemikiran apa pun bebas berkembang. Beda dengan kondisi mualaf lain yang bekerja di instansi pemerintah atau swasta, pastilah akan mendapatkan masalah yang besar bila mencoba mengutarakan tuntutan politik atau pun agama. "Sehingga banyak Muslimah diarahkan jangan memakai kerudung di tempat kerja karena takut memberi citra buruk kepada pelanggan,"ungkapnya. 

Melanjutkan Kuliah Sejak belajar Islam secara rutin kepada Ko Nakata, ia pun melanjutkan kuliah magister jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Internasional Malaysia, di Malaysia pada 2002-2005. Kemudian kembali ke Jepang dan mengambil program doktoral yang berkonsentrasi pada studi Islam dan Administrasinya di Asia Tenggara di School of Teologi, Universitas Kristen Doshisha, Kyoto, Jepang pada 2006-2011. Tentu saja di sana ia lebih sering lagi bertemu dengan Ko Nakata dan lebih banyak lagi belajar tentang Islam politik. Karena Ko Nakata adalah salah seorang guru besar di Fakultas Teologi tersebut. Setamat kuliah, ia pun menjadi asisten profesor di kampus yang sama hingga sekarang. Bersama Ko Nakata dan mualaf pengusung khilafah lainnya, Shiozaki selalu berusaha untuk menyadarkan orang pentingnya menegakkan kembali khilafah untuk menyelamatkan manusia dari rusaknya sistem sekuler. 

Meski seolah seperti mendakwahi batu, mereka tetap tidak putus asa berdakwah kepada mahasiswa dan dosen. Meski pihak kampus tidak suka tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak. Jadi kalau ada banyak orang yang semula beragama Budha atau Shinto masuk Kristen mereka senang tetapi mereka tidak suka kalau ada yang masuk Islam. Namun demikian, Ko Nakata, Shiozaki dan komunitasnya, kerap kali mengundang para intelektual baik Muslim maupun non Muslim untuk mendengarkan dan berdiskusi langsung dengan para pengusung khilafah. Lokasinya? Di kampus itu juga. Karena pihak kampus tidak bisa melarangnya ketika disampaikan argumen-argumen yang sifatnya akademis. Maka berulangkali juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto diundang ke Jepang untuk menjadi pembicaranya. Menurut Ismail, hampir-hampir sudah tidak ada kesan bahwa Shiozaki itu orang jepang. "Saya lebih menangkapnya bahwa dia itu seorang Muslim dengan karakter seorang Jepang yang disiplin, kerja keras, serius. Itu yang saya lihat” ungkapnya. Karena karakter dasar orang Jepang yang langsung kompatibel dengan Islam adalah kedisiplinan, kerja keras dan serius. 

Dalam kesempatan lain pun Ismail membawa istrinya dan dipertemukan pula dengan istri Shiozaki yang juga mualaf, Sehingga semakin mempererat persaudaraan sesama Muslim. "Shiozaki dan istrinya ini sangat luar biasa, Insya Allah ini akan menjadi pasangan dai dan daiyah yang tangguh karena keduanya adalah doktor, mudah-mudahan pendidikan yang didapat keduanya di Universitas Islam Internasional di Malaysia itu akan membantu perkembangan dakwah Islam di Jepang” harap Ismail. Selain para intelektual yang menjadi sasaran dakwahnya, Shiozaki yang sarjana sastra, magister komunikasi, dan doktor teologi itu mencoba meramu dan menyatukan ketiga disiplin itu untuk mendakwahi remaja. Hasilnya? Muncullah sebuah gagasan membuat manga (cerita bergambar ala Jepang) yang ceritanya diarahkan untuk menggugah dan menyadarkan para remaja untuk memahami urgensi khilafah. Manga tahap rintisan sudah jadi. Versi pendek sekitar 5-10 halaman dan sedang menunggu proses cetak. Cerita ditulis dalam tiga bahasa. Bahasa Indonesia untuk Indonesia, bahasa Jepang untuk di Jepang, dan bahasa Inggris untuk di Barat. Di samping itu, ia pun berencana membuat tema yang sama untuk video game. Semoga sukses! (Global Muslim)

26 Nov 2012

Teh Campur Susu

Postingan saya sebelumnya itu pernah muat tulisan yang judulnya tomat campur susu. Tapi kali ini, saya dapet resep baru dari temen sekamar saya yang biasa saya panggil teh ismi. Teh emang minuman yang paling bisa bikin rileks otot-otot yang tegang. Dan teh adalah minuman ampuh sebagai alat komunikasi. Secara ada iklannya, "mari ngeteh, mari bicara" apa hayo? Ga usah sebut merek lah, ntar malah kena royalti.

Teh adalah minuman favorit ibu saya seusai beliau pulang kerja. Teh juga minuman wajib keluarga saya ketika buka puasa di bulan ramadhan. Dapur rumah kami selalu sedia teh setiap saat. Seolah teh merupakan teman setia dikala menyambut tamu bersuku "jawa". Malah masih ada dijaman sekarang terutama di adat kampung jawa tulen, kalo resepsi pernikahan itu, semua tamunya disuguhi teh panas yang super manis. Kalo tamunya 1000 orang, jumlah teh yang musti disedu juga harus segitu. Model aqua dkk-nya ga akan laku pada saat moment itu. Itulah ga enaknya pernikahan pake adat. Ih ogah banget dah, ga gahoooll.. Haha.

Tapi gimana ceritanya kalo tehnya dicampur susu? Belom pernah nyoba? Sok cobain geura. Awalnya saya juga antara percaya dan tidak, pas si teteh rekomendasiin saya buat nyampurin teh yang saya buat pake susu. Ragu ama rasanya euy. Kalo pengen tau rasanya ya dicoba atuh, kata si teteh nyuruh saya.

Ga bikin saya mati rasa sih, cuma rada melet-melet aja ni lidah karena rasanya aneh. Baru pertama nyoba, ya wajar lah. Lebih dominan rasa susunya ketimbang tehnya. Kebetulan susu yang saya campur di tehnya itu pake susu kaleng indomilk coklat. Nah pas nyoba teh campur susu buatan teh ismi, rasanya lebih abstrak dari punya saya. Alias hambaaarrr. Ga enak.

Cukup menjadi pengalaman yang lumayan berkesan buat saya. Kalo ternyata hidup berasrama itu asik. Karakter yang beda-beda bisa bikin suasana jadi idup. Banyak hal aneh yang saya temukan dikehidupan asrama ini. Salah satunya kebiasaan teh ismi itu yang kalo bikin teh pake susu. Kebiasaan pipin yang kalo makan tomat juga dicampur susu. Dan masih banyak kebiasaan lainnya yang diluar batas normal, haha. Kalo penasaran sama rasanya, silahkan dipraktekkan, ga jamin keselamatan anda. Jika ada apa-apa hubungi teh Ismi.

23.21
postingan yang ga spesial

25 Nov 2012

LINE (sms) dengan Emotion

Aslinya untuk saat ini, saya teh ga punya temen banyak di Line. Kontak saya baru cuma 5 orang. Itu pun saya ga kenal semua. Awalnya saya ga tau kalo selain whats up, ama bbm, ada aplikasi yang fungsinya hampir sejenis. Gara-gara saya di iming-imingi kalo pake line katanya bisa telpon gratisan, alias cuma manfaatin koneksi internet.
Saya belom coba sih, abisnya kaga ada orang yang pengen saya telepon. Alasan saya kenapa mengunduh aplikasi ini, pertama hp saya android. Sayang kalo ga buat download aplikasi macam beginian. Kedua kartu seluler saya suka susah sinyal, jadi kalo sms ke orang pending mulu. Kadang rasanya kalo udah tiga kali berturut-turut gagal kirim, pengen lempar hp ke kepala orang. M3 emang selalu pengen saya hujat, tapi saya tetep ga mau ganti kartu karna udah banyak temen-temen saya yang save no itu. Dari pada ganti kartu, mending alternarifnya pake aplikasi Line ini. Sedikit mengobati rasa sakit hati saya lah.
Ketiga, Line ini pemersatu smartphone yang ada diseluruh dunia. Kalo biasanya hp blackberry selalu mengagung-agungkan aplikasi BBM-nya, sehingga kalo ketemu temen lama, pas baru kenalan ama orang, pasti yang ditanya pin-nya berapa. Sampe ada salah satu temen saya stress, gara-gara pas kumpul keluarga waktu idul fitri kemaren semua keluarga besarnya nanya pin bb. Akhirnya dia sekarang pake bb juga deh. Ga kuat iman kali ya, haha.
Nah, dengan adanya Line ini, semua tipe smartphone bisa saling terhubung. Terus bedanya Line, sama bbm n whats up apa? Kalo di bbm kan, musti invite pin dulu ya, baru bisa temenan deh. Kalo di whats up itu, yang ga enaknya harus masukin no hp dulu. Jadi, cara temenannya itu musti pake no hp. Kan kurang privasi aja gitu. Pingin pajang di twitter atawa facebook, masa iya harus cantumin no hp dulu. Ga banget lah buat saya. Alhasil, temen whats up saya, cuma terbilang sedikit because temen-temen yang terdaftar dikontak tlp saya ajah yang kedetek kalo mereka pake whats up.
Gimana kalo LINE? yang bedain dia dari yang lain adalah cara add friendnya cukup dengan nama ID kamu aja. Pas awal daftar emang kamu itu suruh cantumin no hp, trus nanti ada kode verifikasi yang masuk ke hp kamu. Setelah entu kode dimasukin, kamu sudah resmi terdaftar di LINE tersebut. Kalo pingin tau nama ID kamu, tinggal masuk aja ke profil, entar disitu ada tulisan ID yang masih kosong, isi deh sama kamu. Kalo bisa gunakan nama asli kamu biar pas orang-orang terdekat nyari kamu, gampang ditemukan. Jangan sampe pake nama alay ato nama binatang, karna bikin males orang lain searching nama kamu.
Saya tadi sempet searching nama-nama pasaran orang indonesia, kaya putri, lina, nisa, de el el, itu mudah banget ditemukan. Karena rata-rata mereka pake nama asli. Kalo udah ketemu gitu, ada tombol add friend, klik deh. Seketika juga akan muncul dikotak pertemanan kamu. Karena Line ini bikinan jepang, maka tersedia juga kaomoji alias emotion yang lucu and banyak pisan. Yang super ekspresi juga ada, kamu bebas unduh sepuasnya. Sampe kalo di ibaratkan, sms hanya cukup dengan emotion aja. Asli emot-emotnya ga nahan banget. Selesai saya unduh itu emot, ngakak abis euy liatnya. Emot whats up kalah, yahoo juga kalah, apalagi bb, lewaat.
Saya ga tau ya, pengguna Line di Indonesia ini udah sekian berapa. Tapi yang jelas, pengguna hp smartphone di Indonesia kian meningkat. Teknologi emang makin canggih, cuma sayang koneksi internet di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara maju. Bagi pengguna android, blackberry, ato iphone bisa langsung install aplikasi Line di market phone masing-masing. Tinggal ketik dimesin pencari dengan keyword Line, maka langsung muncul itu aplikasi. Siapkan memory yang longgar ya, karna sizenya cukup besar untuk menginstallnya. Denger-denger sih, aplikasi Line ini juga bisa digunain di PC, untuk lebih jelasnya tanya mbah gugel aja ya. Selamat mencoba ^__^
My ID LINE : jengarmala
03.10
ID LINE kamu apa? (bukan pin lagi yang ditanya :D)

19 Nov 2012

Ngeblog Pake Android

Gue baru tau kalo si andro juga bisa buat bloggeran. Ga perlu buka laptop, ga perlu pasang modem gue bisa nulis sesuka hati. Ihir banget dah. Curcol gue kali ini hanya untuk mengekspresikan rasa bahagia gue aja. Bisa dibilang iseng-iseng tanpa hadiah lah.

Sekarang emang udah jamannya smartphone. Apapun bisa dilakukan hanya menggunakan hp. Gue pernah nemu berita kalo ternyata di Amerika sana sms itu udah ga laku. Karena rata-rata pada pake smartphone yang emang lebih cepet pake internet kaya whats up, bbm, ym, gtalk, twitter, dll dibanding harus kirim sms yang biayanya mahal pisan. Mau kirim gambar musti siapin pulsa minimal 1000, tapi kalo pake jasa koneksi internet mau say helo sama papi mami, om tante, ade kaka dirumah tinggal jepret diri sendiri, kirim deh. Secepat kilat photo kita udah bisa diliat sama orang rumah.

Biarpun tangan gue sering berkeringat, sehingga kadang-kadang menyiksa gue untuk memencet tombol touchsreen ini, tapi gue rela aja pake pake android ini. Kalo kita bisa manfaatin dia semaksal mungkin, bakal bisa banget ngebantu kepentingan kalian. Entah buat browsing tugas-tugas kuliah, ato buat buka ppt mata kuliah pas lagi dikelas. Ajiibb banget dah. Tapi kalo kamu punya hp canggih tapi ga punya pulsa buat koneksi internet, dijamin kamu kaya kambing conge yang ga bisa ngapa-ngapain. Paling banter yang bisa menghibur diri kamu adalah photo-photo, main game, sms manual, ama dengerin musik n radio.

Cuma, yang perlu digaris bawahi bagi kamu-kamu pecinta teknologi musti gunain teknologi ini untuk kebenaran, jangan disalah fungsikan ke hal-hal yang tidak seharusnya. Ternyata lebih enak ngetik pake keyboard laptop dibanding qwerty hp. Kesannya jadi lama mengolah kata. Udah dulu ah curcol gue kali ini. Gue mau lanjut ujian waralaba yang entah soalnya kaya gimana. Karena gue belom belajar sama sekali, hahay..

09.40
Yang lagi nunggu ujian kedua

5 Nov 2012

Recommended For You : KEMI 2 (Bukan Novel Biasa)

Judul Buku : KEMI 2 Menyelusuri Jejak Konspirasi
Pengarang : Adian Husaini
Penerbit : Gema Insani Press
Harga : 44.400
Ongkir : Gratis, jika pembelian lebih dari 2 buku
Transfer via : Bank Muamalat, Rek : 0174687388
Distributor : Ida Armala (armalachan@gmail.com)
Twitter : @jengarmala

Sinopsis

Alkisah dalam KEMI, santri cerdas (Ahmad Sukaimi) terjebak dalam kubangan liberalisme dan terjerat sindikat kriminal pembobol dana-dana asing untuk proyek liberalisasi di Indonesia. Nasib Kemi berujung tragis. Ia disiksa donaturnya sendiri karena dianggap gagal menjalankan misi. Kini, KEMI berkisah tentang perebutan Kemi oleh sesama aktivis liberal. Kemi diculik dari Rumah sakit dan dikirim ke pusat pengobatan canggih. Pergulatan Islam dan Liberalis memasuki babak yang semakin seru melibatkan aktor penting bernama Doktor Rajil, pengamat politik terkenal, dan Habib Marzuki, pegiat Islam yang dicap garis keras. Kecanggihan Doktor Rajil merekayasa proyek liberalisme harus berbenturan dengan suara hati putri kecilnya sendiri yang suatu ketika merajuk pada sang Ayah, "Pokoknya Papa jangan Liberal. ya... Putri takut, Pa.. Nanti Papa masuk neraka! janji ya, Pa! Papa enggak Liberal!" to be continue....

Penasaran kisah selanjutnya, buruan beli dah. Khusus mahasiswi hamfara, saya kasih diskon. Cepetan, keburu keabisan. Dari pada minjem mulu, mending sekali-kali koleksi ni novel. Isinya keren banget. Cocok buat kamu yang ngaku anti liberal. Dari baca ini novel, kita bisa mengetahui lika-liku permainan orang-orang liberal untuk merusak generasi muda muslim. Kalo ternyata emang vulus kamu ga cukup, ga beli juga ga apa-apa koq. Sewa aja ke saya, murah euy (1 hari = 1000). hahahaha.. dari pada sewa komik, iya ga? *hanyakorbankapitalis :P

Belum lengkap kalo belum baca KEMI yang pertama. Ini emang rada mahal. Tapi sungguh luar biasa koq isinya. Novel karya Adian Husaini ini memang bukan Novel Biasa. Adian Husaini memaparkan novel ini dengan gaya tulisan yang berbeda dari tulisan yang biasa beliau tulis. Sebagai penulis, kolumnis dan mantan jurnalis, banyak kita temui tulisan beliau yang terpapar sedemikian ilmiahnya. Namun, kali ini berbeda. Kemi disajikan dengan gaya bahasa remaja yang renyah dan mudah dipahami. Padahal, tulisan yang disajikan memiliki substansi pemikirannya yang sangat dalam. Memaparkan alur silogisme, logika, dialektika, perdebatan baik monolog maupun dialog dengan sangat rapi dan terkesan tidak terburu-buru dalam memainkan emosi pembacanya. Itulah uniknya novel KEMI ini. Adian Husaini mampu menampilkan dialog yang vulgar antara tokoh liberalis dengan pemahaman Islam yang benar.

Mau ?? beli dongs..
Judul Buku : KEMI Cinta Kebebasan yang Tersesat
Pengarang : Adian Husaini
Penerbit : Gema Insani Press, 2010
Tebal : 316 halama
Harga : 55.000
Ongkir : Gratis, jika pembelian lebih dari 2 buku
Distributor : Ida Armala

Sinopsis

Diawali dengan kepergian Kemi, salah satu santri cerdas Ponpes Minhajul Muslimin asuhan Kyai Rois, Adian Husaini memulai novel ini dengan memberikan prolog bahwa kepergian yang tiba-tiba dari seorang santri pasti memiliki latar belakang yang tidak sederhana. Kemi diceritakan memulai aktivitas barunya di salah satu kampus perdamaian di Jakarta yang menerima mahasiswa dari agama apapun. Tergerak untuk menelisik dan hasrat mengembalikan sahabatnya kembali ke pesantren, Rahmat, tokoh utama novel ini, menyusul Kemi ke Jakarta. Dari pertemuan mereka, Rahmat mendapati Kemi sudah tidak seperti dulu lagi. Pemikirannya berubah. Diskusi yang dilakukan membuat Rahmat sadar bahwa Kemi telah terjangkit virus liberalisme. Setiap agama itu memiliki kedudukan yang sama. Agamanya hanyalah simbolisasi dan esensinya mengarah pada Tuhan yang sama. Itulah pemahaman agama yang Kemi yakini sekarang. Dan Kemi beserta Siti—mahasiswa sekampus seorang aktivis gender yang di akhir novel menjadi penentu ‘ada apa di balik aktivitas kampus perdamaian’—dan kawanannya aktif menyebarkan pemikiran ini melalui pelatihan di pesantren, kampus, dan tempat-tempat lainnya. to be continue...

1.27
ditunggu pembeliannya :)