17 Jun 2012

Euforia Euro 2012


Oleh Fahrur Rozi 

Hampir Bisa dipastikan yang menjadi tranding topic dunia -setidaknya untuk tiga pekan kedepan- adalah perhelatan akbar Euro Cup 2012 di Polandia-Ukraina. Bukan ‘pembakaran’ 120 anak-anak dan wanita di Haula Suriah oleh rezim Assad, bukan pula Resesi Ekonomi Dunia yang membuat perhelatan Piala Eropa terancam batal. Pun juga untuk di dalam negeri pemberitaan dan perbincangan tentang Euro 2012 dipastikan akan lebih ramai daripada kasus megakorupsi Hambalang, even MTQ di Ambon, kasus Narkoba, atau kasus Kelangkaan Elpiji melon. Mengapa bisa demikian? Jelas karena Bola tak sebatas Olahraga. Sepak bola adalah industri, sepakbola adalah entertainment paling profitable dan lebih menarik lagi sepakbola adalah Pengalih isu. Pegalih isu bagi rakyat jelata yang telah lelah dijubeli dengan kebohongan dan derita. Pengalih isu yang digunakan para penguasa supaya leluasa menipu dan berbuat angkara murka.


Euro 2012 bak oase di padang pasir yg menyamankan fisik dan batin. Turnamen sepak bula empat tahunan ini ‘pengalih isu’ yang efektif untuk para penyuka bola. Paling tidak selama 3 pekan media dan ruang public kita tidak akan didominasi oleh wacana dan aksi destruktif elit penguasa. Mengapa sebuah turnamen olahraga bisa mengalihkan perhatian jutaan mata? bisa jadi karena even ini lebih terlihat riil daripada konstelasi social-politik di negeri ini yang semu dan menipu. Kita hanya perlu melihat perpindahan bola dari kaki ke kaki tidak seperti pemberitaan kasus korupsi Hambalang yang muter sana-sini ujung-ujungnya hilang tertelan bumi persis sebagaimaan digambarkan dalam iklan, ‘ Kasus korupsi hilaang!.’ Tidak seperti pilunya nasib anak-anak bangsa karena pemerintahnya yang sudah tak peduli dengan mengguritanya narkoba, judi dan senjata api. Hasil pertandingan sepak bola jelas terpampang pada papan skor. Akan tetapi komitmen pemerintah untuk memberantas narkoba misalnya tidak jelas juntrungannya. Di mulut perangi narkoba tapi aksinya memberi Gerasi kepada Shepelle Corby sang ratu ganja. Aneh!

Baik Di Eropa maupun di negeri ini demam bola juga dijadikan sebagai pengalih isu. Masyarakat Eropa yang sedang marah kepada pemerintah kapitalisnya karena krisis berkepanjangan tentu butuh hiburan dan obat penenang. Dan para kapitalis eropa lagi-lagi mendapat momentum emasnya yakni perhelatan akbar sepakbola. Nasib eropa memang ironis dan kronis. Angka pengagguran mencapai 27 jutaorang. Spanyol misalnya yang merupakan juara bertahan Euro Cup sedang diambang kebangkrutan. Tingkat pengangguran di negeri itu mencapai 24%.

Hal sama juga terjadi di negeri ini. Perhatian public dan media tersedot membahas bola. Euforia Euro 2012 mampu mengalihkan isu. Mengalihkan dari permasalahan kegagalan penguasa mengurus negara dan rakyat. Mengalihkan dari masalah Korupsi, kriminalitas tinggi sampai masalah sakit gigi. Di sinilah peran media sekuler sangat besar. Rating tayangan euro 2012 melonjak tinggi karena kolaborasi tiga serangkai; public yang butuh hiburan, penguasa yang butuh alat pengalih perhatian, dan media yang butuh penghasilan. 

Yang Lebih mengkhawatirkan lagi adalah efek jangka panjang. Teramat riskan Jika masyarakat mudah sekali dialihkan perhatiannya. Masyarakat seperti ini oleh professor politik Benedict Enderson (1983) disebut sebagai Imagined Communities. Masyarakat yang tidak memiliki pendirian, tidak memiliki kekuatan sehingga mudah diperdaya.

Sah-sah saja Menikmati hiburan akan tetapi tetap harus sesuai aturan, proporsional dan tidak kelewatan. Jangan sampai untuk bangun subuh susahnya minta ampun akan tetapi bangun untuk nonton bola gampang. Aneh jikalau Ibadah malas tetapi nonton bola semangat. Lebih jauh lagi jangan sampai perhelatan sepak bola, konser musik, atau apapun namanya mengalihkan kita dari kehidupan nyata. Masalah korupsi, kriminalitas, kemiskinan dan sebagainya tidak akan selesai dengan menonton bola. Masalah tersebut akan terselesaikan jika kita aktif berjuang menyelesaikan itu semua dengan aturan yang benar yakni aturan islam. Oleh karenanya terlibat aktif dalam perjuangan penegakan syariah islam dalam bingkai Khilafah adalah pilihan paling tepat dan rasional untuk kita lakukan saat ini. Jangan mau hanya menjadi penonton. Di negeri ini, penonton berpotensi kehilangan banyak hal; hilang uang (untuk tiket), hilang malu (karena jauh dari sportivitas), bahkan bisa hilang nyawa (selama bulan juni ini saja ada 4 penonton yang tewas di stadion,metrotvnews.com). Oleh karena itu jadilah pemain dalam kehidupan sekaligus actor kemenangan. Jikalau sewaktu-waktu menjadi penonton (semisal menonton Piala Eropa) maka jadilah penonton yang bijak sekaligus kritis. Jadi jelas, Jangan teralihkan! Orang yang teralihkan perhatiannya biasanya akan ketinggaan kereta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar