30 Mei 2012

Bincang Khilafah Bersama Pemilik Situs Wikileaks

Pada episode kelima program “The World Tomorrow” di TV Russia Today, yang dipublikasikan pada 15/05/2012; acara yang dipandu oleh Julian Assange pemilik situs WikiLeaks ini, melakukan wawancara dengan dua orang Muslim, yaitu Moazzam Begg mantan tahanan di penjara Guantanamo, dan seorang pengacara Asim Qureshi. 

Pemilik situs WikiLeaks bertanya pada salah satu dari keduanya: “Apa pendapat Anda tentang keinginan penyatuan masyarakat Muslim dalam Khilafah Islam?” Yang pertama menjawab: “Saya yakin bahwa banyak kaum Muslim secara umum yang setuju dengan konsep penyatuan kaum Muslim dan penegakkan Khilafah. Dan ini merupakan sikap radikal yang senantiasa dipegang teguh masyarakat.” 

Ketika Assange bertanya tentang sistem apakah yang ideal menurut Anda? Yang kedua menjawab: “Akan tetapi seperti yang Anda tahu bahwa ini adalah pendapat pribadi saya, dimana saya yakin ketakutan terbesar yang Anda lihat adalah ketika mereka berbicara tentang sistem Islam dan Khilafah, maka semua menjadi ketakutan.” 

Namun dalam realitasnya, seperti apa bentuk sistem itu? Apakah hal itu berupa penyatuan negeri-negeri yang berbahasa Arab? Sementara di Eropa, kami memiliki lima puluh bahasa yang berbeda, dimana masyarakat mencoba untuk menyatukan dan menghapus egoisme negara-negara, sehingga mereka memiliki kesatuan mata uang bersama, dan sebagainya. 

Yang kedua menambahkan ketika menjawab tentang masalah bahasa: “Sungguh telah berlangsung penanaman nasionalisme yang datang setelah salah satu dari mereka membuat rancangan peta Afrika. Kemuadian ia mengatakan Anda Libya, Anda Aljazair, serta Anda anu dan anu. Apabila bangsa Arab dapat kembali pada konteks era modern, dengan kondisinya yang sekarang, menuju semacam kesatuan, maka hal ini akan memberi mereka kekuatan besar. Dan saya yakin hal inilah yang merupakan sumber keprihatinan di Barat, bahwa akan timbuh kekuatan lain di bagian selatan Eropa. Sedang Barat tidak suka hal itu terjadi. Namun saya yakin bahwa semua itu akan terjadi.” 

Yang kedua menjawab terkait mekanisme penerapan syariah Islam: “Tidak ada dari kita yang memenuhi syarat untuk berbicara tentang metode itu, yang di dalamnya semua perkara perlu dibahas, yakni mekanisme pendirian negara, dan penyusunan konstitusinya, sebab tidak ada satu negarapun yang menerapkan syariah sejak runtuhnya Khilafah Islam.” 

Sehungguhnya hal penting dalam wawancara itu, dan yang perlu diperhatikan bahwa pemilik situs WikiLeaks ini adalah orang Barat yang jauh dari Islam dan kaum Muslim. Namun, ia menyadari bahwa masyarakat Muslim benar-benar menginginkan persatuan dalam naungan Khilafah Islam. Ia juga menyadari bahwa Khilafah itulah yang akan menyatukan mereka. Sehingga ia menanyakan kepada dua orang Muslim tentang bagaimana mekanisme mendirikan Khilafah, bagaimana membangun persatuan masyarakat Muslim, dan bagaimana mekanisme penerapan sistem Islam dalam naungan Khilafah. Semua ini menegaskan bahwa Barat dan Rusia menyadari betul keinginan kaum Muslim untuk bersatu di bawah naungan Khilafah. Dan bedirinya Khilafah sungguh sudah sangat dekat sekali. 

Barat, termasuk para tokoh-tokoh pemikir, peneliti dan politisinya menyadari betul bahwa ada partai, yaitu Hizbut Tahrir yang benar-benar telah menyusun rencana dan mekanisme untuk mendirikan Khilafah dan menerapkan sistem Islam di bawah naungan Khilafah, serta mekanisme untuk menyatukan masyarakat Muslim. Dan Hizbut Tahrir telah menyeru pada semua itu sejak enam puluh tahun yang lalu. Namun dalam hal ini, mereka ingin tahu sejauh mana kesadaran kaum Muslim terkait persoalan ini, dan sejauh mana interaksi mereka dengan Hizbut Tahrir, kemudian mereka akan membuat kesimpulan yang menegaskan bahwa mayoritas kaum Muslim sangat merindukan dan menginginkan tegaknya Khilafah, sekalipun belum ada kesadaran umum pada mereka atas persoalan ini[] (mediaumat.com/bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar