sarah usia 3 bulan |
Yup, anak saya dipakein kerudung dari umur 3 bulan. Sengaja saya pakein dari umur segitu, karena dia belom bisa berontak, belom bisa tarik-tarik kepala, belom tau apa-apa. Tiap mau keluar rumah pasti saya pakein kerudung. Dan sengaja ga saya lepasin sampe dia pulang kerumah.
Terus seperti itu, tanpa kasihan kegerahan, kasian kepanasan, pokoknya saya mah emak yang tega. hehe. Selama saya masih pake kerudung, berarti sarah juga harus pake. Sengaja saya tanamkan seperti itu agar sarah nantinya paham, mana daerah yang harus menutup aurat, mana yang tidak.
Dari segi pemilihan kerudung, saya pilih kerudung yang belakangnya ada talinya/karet. Sengaja, biar ga gampang ditarik-tarik dan kenceng. Kerudung yang polosan, yang murah meriah, dan ga banyak printilannya. Yah yang sesuai lah sama selera emaknya, simple, syari'e, stylish (uhuy). Karena saya ga suka kerudung yang gaya-gaya (misal yg ada kupingnya, ato model turban2 gitu, ato apalah) saya mah pilih yang polosan gitu, ala anak TPA gitu lah. Kan yang penting syarienya, iya ga? iya dong (maksa :p).
Dan efeknya baru terlihat ketika sarah umur 21 bulan, disaat dia usah bisa ngomong, disaat dia udah bisa milih, disaat dia udah bisa nolak, disaat dia udah aktif lari kesana kemari. Ketika mau keluar rumah dia sendiri yang minta pake kerudung. Dan itu rasanya nyeess gitu di hati *terharu*. Dengan keistiqomahan saya tanpa rasa tega pakein dia kerudung dari bayi, dengan sendirinya dia meminta kerudungnya ketika hendak keluar rumah. Dan sarah sudah bisa bertahan lama, pake kerudung dari pagi sampe malem, masya Allah. Waktu ikut aksi 212 yang fenomenal itu, sarah berkerudung dari pagi-magrib. Dan dia betah-betah aja.
Gimana tuh caranya? dulu waktu dia udah mulai bisa narik-narik kerudungnya, selalu saya bilangin, "sarah ga boleh buka kerudung, ini kan belom sampe rumah, malu tuh kelihatan orang banyak", gitu terus, dari yang belom ngerti apa-apa, sampe dia paham, kalo belom dirumah ga boleh dibuka. Makasih ya Allah.
"Kekeuh banget sih mak pakein kerudung dari bayi? belom wajib ini, entar aja kalo dia udah ngerti, baru dah tuh kita bilangin supaya wajib pake kerudung" pernah denger kalimat tersebut? ato malah pernah jadi pelaku pelontarnya? hehe. Kalo jawab saya sih simple aja "kita bisa karena terbiasa". Saya pengen anak saya tuh pake kerudungnya tanpa disuruh-suruh lagi. Tanpa beban, tanpa paksaan, karena dia udah terbiasa dari bayi. Dan dia suka itu. Itu yang terpenting. Coz jika dia sudah baligh nanti, maka beban hukum sudah harus dia terima. Dan saya ga mau, ketika dia mau baligh, barulah kita riweuh koar2 nyuruh anak pake kerudung.
Kan ayatnya jelas, an-nur ayat 31, dan al-ahzab ayat 59, kedua surat itulah yang memotivasi saya untuk hijabin anak sejak dini. Soal kasihan kepanasan, kegerahan, santai aja mak, entar juga dia terbiasa. Tapi, kalo gerah dikit aja emaknya yg ga tega, entarannya kalo anaknya gerah, langsung minta buka dah. Jadi, sabar ya maakkk. Sedia bedak dingin, tisu basah, sabun mandi, kalo tetiba anak kita mulai gerah. Bisa dibedakin lah, di mandiin dulu, ato elap pake tisu. Gampang kan? hehe.
Saya mau share juga ah disini, tulisan ust felix siauw. Judulnya TAAT SEJAK DINI. Ini masih ada hubungannya sama hijab nih. Baca sampe abis ya tulisan ust felix siauw. Supaya ketularannya solehnya. Aamiin. Let's cekidot.
Berkali-kali saya dihadapkan pada problem yang sama, "Anak saya pacaran dengan yang non-Muslim, dan sekarang mereka ingin menikah, bagaimana ya ustadz sebaiknya?"
Banyak orang yang tidak paham, bahwa masalah itu tidak pernah datang secara instan, maka tidak mungkin pula selesai secara instan, semua ada prosesnya
Bila sudah akut, baru datang ke ustadz atau ulama, berharap ulama dan ustadznya bisa menyelesaikan dalam sekejap, bak sulap, padahal tidak begitu sebetulnya
Tiap maksiat anak yang beranjak dewasa, biasanya karena kesalahan didik sewaktu kecil, saat orangtua masih memiliki anak itu 100%, dibawah pengasuhannya
Saat kecil aqidahnya tidak ditanamkan, tidak diajarkan untuk mencintai Allah, Rasul dan Al-Quran serta As-Sunnah, tidak pernah dibimbing untuk mengenali agamanya
Sebaliknya, orangtua dengan bangga menyekolahkan anaknya di kurikulum amerika, gaya inggris atau minimal cara singapura, lengkap dengan gaya hidupnya di sekolah
Saat ingin dikenalkan dengan agama, orangtuanya bilang "Nanti saja kalau sudah gede, masih kecil kasihan", sementara dia tidak kasihan kecil-kecil dikenalkan budaya asing
Maka sudah dewasa, wajar bila ia berpikir bukan dengan cara Islam, tidak menganggap penting agama, yang penting cinta, yang penting aku senang, suka sama suka
Mudahnya, bila sejak kecil seorang Muslimah tidak dikenalkan bahwa hijab adalah pakaiannya, dan kewajibannya, setelah dewasa dia lebih sulit menyesuaikan diri
Bila dia tak berhijab, tentu yang menyukai bukan yang salih, begitu pula dengan pergaulannya. See, kita membentuk anak kita dari kecil, bukan setelah dewasa
Ingin memanen mangga? Tanamlah biji mangga. Jangan harap bisa memanen durian padahal menanam biji kedelai. Dan hidup bukan swalayan yang semua bisa dibeli
Ajarkan anak taat dari dini, tak ada kata terlalu cepat untuk taat, sebagaimana tak ada terlambat untuk berhenti maksiat. Kenalkan Islam sejak awal, agar kita selamat. [Felix Siauw].
Nah gimana? mantep kan tulisannya? Kenalkan Islam sejak awal, agar kita selamat tuh katanya. Maka, tak salah bila kenalkan hijab ke anak dari kecil, supaya rasa cinta terhadap Allah dan Rasulnya begitu besar, begitu dalam. Sehingga ketika diseru kepada ketaatan maka sami'na wa ato'na, anak lebih mudah menerimanya, karena sejak awal ia terbiasa dengan perintah Allah. Mana yang wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram.
Project ke depan, setelah sarah menginjak usia 24m, wajib bergamis dan berkerudung. Saya udah beli dari jauh-jauh hari gamis-gamis yang akan menjadi pakaiannya ketika ia keluar rumah nanti. Mudah-mudahan selalu di istiqomahkan dijalan Allah dan untuk semua ibu, semoga semua urusan dalam mendidikan anak dan keluarga, selalu dilindungi oleh Allah pada jalan kebenaran. Islam dihati sampai mati. Allahu Akbar..
Album of Sarah
01.36
Nostalgia album sarah