9 Apr 2012

Sesepuh PKS: Inilah Gaya Hidup Munafik Elit PKS


Kritik keras dilontarkan sesepuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap kader-kader PKS yang sudah diberi amanah kekuasaan. Banyak elit PKS tiba-tiba gaya hidupnya berubah sesudah jadi anggota DPR atau menteri, atau jabatan-jabatan lainnya.

Mashadi, sesepuh PKS yang dikenal berperilaku zuhud di tengah kota Jakarta yang sibuk mencari uang, mengkritik gaya hidup elit PKS, seperti Anis Matta.

Kata Mashadi, Anis Matta didepan kader-kadernya yang militan, dia bicara nilai-nilai Islam yang sifatnya ideal. “Tapi justeru dalam bermuamalah jauh dari prinsip dan nilai Islam,” ujar Mashadi kepada itoday Selasa (28/2).

Soal jam tangan Rolex milik Anis Matta, Mashadi mengatakan hal itu tidak aneh. “Itu sudah menjadi sikap kolektif PKS pemujaan terhadap harta, kemewahan sudah menjadi sikap. Anis Matta membangun rumah di Utan Kayu tingkat tiga itu, tidak masuk akal. Kalau memiliki akal sehat tidak berbuat seperti itu,“ kritiknya tajam.

Mungkin karena sebal dengan perilaku elit PKS yang munafik itu, Mashadi malas berkomunikasi dengan para yuniornya.

“Saya sudah lama tidak berkomunikasi dengan elit PKS. Sekarang ini, elit PKS memuja kenikmatan dunia,” kata Mashadi yang ketika jadi anggota DPR biasa ngantor dengan menaiki sepeda motor buntutnya. Ia tidak merasa risih memarkir motornya di sela-sela mobil-mobil mewah para anggota DPR lainnya.

Ketika ditanya bagaimana dengan gaya hidup mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid? “Podo wae (sama saja-red),” jawab Mashadi singkat.(itoday.co.id)

Hidayat Nur Wahid, Janji Tidak Akan Tutup Hiburan Malam di Jakarta

Bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid berjanji tidak akan mematikan hiburan malam di Jakarta jika ia terpilih menjadi orang nomor satu di Ibukota.
Mantan Ketua MPR RI periode 2004-2009 itu meminta warga tidak khawatir di bawah kepemimpinannya Jakarta berubah menjadi kota yang berlandaskan hukum agama.

"Saya menjawab dengan logika sejenis. PKS bukan baru akan memimpin, bukan baru akan punya gubernur, PKS sudah punya Gubernur, Jawa barat, Sumatera Barat dan PLT Gubernur Sumaetra Utara. Dan adakah satu yang dikhawatirkan anda dengan ketiga provinsi itu," kata Hidayat kepada VIVAnews.

Dia mengatakan di Indonesia, pemerintah daerah itu bukanlah lembaga otonom yang dapat mengubah undang-undang semaunya. Ada hirarki yang sudah diatur sedemikian rupa dan tidak bertentangan dengan aturan di atasnya.


Menurutnya, warga dibebaskan melakukan aktivitas termasuk menikmati hiburan asalkan tidak bertentangan dengan aturan. "Sekarang dudukan saja, segala sesuatu di Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kalau boleh dan tidak melanggar peraturan perundangan tidak mungkin dilarang," ucapnya.

Meski aturan agama tidak sesuai dengan aturan perundangan seperti merajam orang, namun apabila ada orang yang melakukan perzinahan tetap dikenakan sanksi hukum yang lain. "Jadi intinya kita sudah sepakat dengan Indonesia di mana peraturan perundangannya jelas," ujar anggota Komisi V DPR itu.

Yang terpenting, terangnya, adalah bagaimana masyarakat memahami peraturan perundangan yang ada. Dan aturan perundangan yang membatasi itu bukan hanya di Indonesia. Di negara-negara seperti Inggris, Amerika pasti ada hal yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan. "Intinya, apa kata undang-undang laksanakan itu," kata Hidayat. (umi/vivanews)

Cagub PKS, Hidayat Nur Wahid, Menolak Syari'ah Islam dan Tidak Larang Minuman Keras di Jakarta

Mungkin tidak dapat dimengerti oleh kalangan umat Islam, bahwa Hidayat Nurwahid (HNW), ketika berlangsung acara “Indonesia Lawyer Club” yang diselenggarakan TV One, Rabu malam, di mana saat itu, pemandu acara Karni Ilyas, menanyakan kepada “Ustadz” (HNW), apakah akan menegakkan syariah Islam di Jakarta, bila terpilih menjadi Gubernur DKI?

HNW yang doktor di bidang aqidah dari Madinah itu, menjawab dengan sangat tegas, bahwa ia tidak akan menegakkan syariah Islam di Jakarta. HNW juga menegaskan tidak akan melarang miras (minuman keras), serta membuat peraturan yang akan melarang miras. Menurut HNW tidak boleh ada peraturan daerah yang bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi, yaitu UUD’45 dan Pancasila.

Mantan Presiden PKS dan Ketua MPR itu, memberikan gambaran para kader PKS yang menjadi pejabat, tidak ada yang melaksanakan syariah Islam dalam mengelola pemerintahannya. HNW mencontohkan seperti di Depok, di mana Walikota Depok, Dr.Nurmahmudi Ismail, tetapi ia tidak menerapkan dan menegakkan syariah Islam di wilayah itu.

Memang, tidak ada wacana menegakkan syariah Islam, di mana kader PKS menjadi pejabat. Di Bekasi, Sa’duddin saat menjadi bupati, atau Jawa Barat yang dipimpin kader PKS, Ahmad Heriawan, tak pula ada wacana menegakkan syariah Islam. Di Padang, Gubernur Sumatera Barat, Prof.Dr. Irwan Prayitno, dan Sumatera Utara, Gubernur Gatot Pudjo, juga tidak ada wacana menegakkan syariah.

Di Depok pun, Walikota Nurmahmudi Ismail, malah tak memenuhi aspirasi umat Islam, yang menginginkan pembubaran Ahmadiyah. Ahmadiyah dibiarkan eksis. Padahal tuntutan pembubaran Ahmadiyah itu sudah menjadi aspirasi umat Islam di Depok. Sedihnya, Depok yang dipimpin kader PKS itu, disebutkan berdasarkan survey dari KPK merupakan kota terkorup nomor dua di seluruh Indonesia.

Sementara itu, menurut HNW yang melaksanakan perda-perda “syariah”, yang melarang minuman keras dan pelacuran yang merupakan penyakit masyarakat itu, bukan dari kader PKS. HNW menyebutkan seperti Walikota Tangerang Wahidin Halim, Kabupaten Bandung, dan satu lagi kabupaten di luar Jawa. Inilah yang dijelaskan oleh HNW, saat berlangsung acara di “Indonesia Lawyer Club”, TV ONE, Rabu malam.

Nampaknya, HNW sudah benar-benar masuk dalam jebakan demokrasi, yang lebih berorientasi kepada kuantitas. Karena demokrasi itu tak lain, anak kandungnya adalah pemilu. Pemilu yang menang yang didukung suara mayoritas (terbanyak).

Asumsi HNW, karena masyarakat di Jakarta penduduknya majemuk, dan dari segi keagamaan masih sangat tipis, maka HNW harus menyesuaikan dengan kehidupan rakyat. Jadi kalau rakyatnya masih jahiliyah, maka tidak perlu ada wacana tentang penegakan syariah.

Masalahnya sikap HNW itu, benar-benar bersifat i’tiqodi (diyakini) atas penolakannya menegakkan syariah Islam, atau memang ini sebagai langkah pendekatan semata?
Lalu dengan apa membangun kota Jakarta ini? Dengan pendekatan apa membangun Jakarta ini? Dapatkah pembangunan kota Jakarta, tanpa dikaitkan dengan nilai-nilai agama (Islam)? Karena kehidupan kota Jakarta semakin rusak dan hancur, bersamaan dengan masuknya berbagai budaya dan ideologi yang begitu deras masuk dalam kehidupan.

Rakyat Jakarta ingin model kepemimpinan baru yang lebih jelas dasar orientasinya dalam mengelola Jakarta. Kalau yang menjadi wacana hanya tentang kemacetan, banjir, penataan kota, dan sejumlah masalah lainnya, serta HNW tanpa mengedepankan nilai-nilai Islam dalam melakukan pembangunan kota Jakarta, tentu tidak ada yang membedakan antara HNW dengan kader yang diusung PDIP, Golkar dan Demokrat.

Tidak ada yang baru ditawarkan oleh HNW dalam membangun kota Jakarta, yang sangat membutuhkan pemimpin yang mempunyai cara-cara dan pendekatan baru mengubah kota Jakarta. Tidak konvensional. Wallahu a’lam. (voa-islam)

Tarbiyah Bukan PKS!!

Bismillahirrahmaanirrahiim
Asyhadu allaa ilaaha illa Allah, wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu.

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (memerintahkan) apabila menetapkan hukum di antara manusia agar menegakkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (An-Nisa’, 58)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ulil amri di antara kalian. Apabila kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagi kalian dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’, 59)

“Tidak ada yang tahu kecuali Allah, berapa malam telah kita lewatkan untuk mengungkap kondisi umat ini dan berbagai fenomena yang melekat pada kehidupan mereka, mendiagnosa berbagai cela dan penyakit-penyakitnya, kemudian mencari resep untuk mengobati penyakit tersebut. Kita betul-betul prihatin melihat kondisi umat ini, sehingga menetes air mata ini. Kita sangat heran kepada mereka-mereka itu, padahal banyak diantara mereka adalah ulama dan cendekiawan, dan orang-orang yang semestinya lebih layak dari kita untuk mengemban amanat ini. Sampai-sampai sebagian dari kita berkata kepada yang lainnya: “Bukankah ini juga salah satu jenis penyakit umat?”, bahkan mungkin penyakit yang paling berbahaya adalah ketika umat tidak menyadari bahwa ia sedang sakit dan tidak berusaha untuk mengobati dirinya. Karena itulah kita bekerja dan berusaha memperbaiki kerusakan tersebut. Dan untuk hal itu, kita mewaqafkan diri kita sebagai para aktifis da’wah yang berjuang untuk menegakkan agama-Nya.” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah “Mu’tamar al-Khamis”)

“Sesungguhnya kebangkitan semua bangsa-bangsa di dunia ini selalu bermula dari kelemahan, sesuatu yang dianggap para pengamat mustahil kaum lemah itu mampu menggapai cita-citanya. Akan tetapi dibalik anggapan kemustahilan tersebut, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan dan kehati-hatian dalam bertindak telah mengantarkan kaum lemah itu merangkak dari ketidakberdayaan menuju puncak keberhasilan dan kejayaan yang dicita-citakan para perancang kebangkitan tersebut. Siapakah yang bisa percaya, bahwa gurun pasir Jazirah Arab yang gersang dan kering kerontang itu akan menjadi mercusuar kegemilangan dan pengetahuan. Dimana pengaruh spiritual dan politik putera-puteranya dapat menguasai Negara-negara adidaya saat itu?”

“Siapakah yang menyangka sebelumnya, bahwa lelaki yang berhati lembut semacam Abu Bakar ra, yang diprotes oleh beberapa sahabatnya karena keputusannya terhadap suatu masalah yang membuat para pendukungnya kebingungan itu, mampu mengirimkan sebelas pasukan dalam sehari, untuk memberantas para pemberontak, meluruskan yang bengkok, memberi pelajaran kepada para pengkhianat, menghancurkan orang-orang murtad dan mengembalikan hak Allah dalam zakat dari orang-orang yang tak mau membayarnya?”
“Siapa yang mengira sebelumnya, bahwa sekelompok kecil yang terdiri dari Ali dan Abbas itu dalam waktu singkat berhasil menumbangkan kerajaan yang kuat dan besar kekuasaannya tersebut? Padahal sebelumnya, setiap hari kelompok kecil itu selalu diintimidasi, diasingkan, diancam pengusiran, bahkan pembunuhan?” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah “Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un-Naas”)

“Sesungguhnya kini seluruh penduduk dunia tengah dalam kebingungan dan keguncangan. Sistem-sistem yang ada (Kapitalisme, Liberalisme, Sosialisme dan Komunisme) tidak mempunyai kemampuan untuk memberikan solusi. Tiada solusi bagi persoalan dunia melainkan Islam. Karena itu, tampillah dengan menyebut Asma Allah, untuk menyelamatkan dunia. Seluruh manusia tengah menunggu sang penyelamat. Dan tidak ada yang mampu menyelamatkan mereka kecuali Risalah Islam yang lenteranya kalian bawa dan serukan.” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah “Ilasy-Syahab”)

“Sungguh, masa paling kritis dalam kehidupan suatu bangsa dan masa yang paling perlu mendapat perhatian serius adalah masa transisi dari suatu keadaan menuju keadaan lain. Sebab saat itu platform era baru dibuat, langkah-langkahnya digariskan, dan kaidah-kaidah yang akan dijadikan landasan dibangun. Karena itu, bila perencanaan, kaidah, dan platform ini jelas, baik dan berkualitas; hendaknya umat bergembira dengan datangnya kehidupan panjang dan amal mulia yang selalu dikenang, dan hendaknya para pelopornya bergembira karena mencapai keberuntungan tersebut; karena ia akan memperoleh pahala yang besar, selalu dikenang, ditulis dengan tinta emas dalam sejarah, dan akan menjadi buah bibir yang baik bagi generasi berikutnya.” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah “Nahwan Nuur”)

"Kami menyeru umat kami agar memilih, atau dengan kata yang lebih jelas dan tepat, agar mereka menepati janji kepada Allah dan kepada diri sendiri, hingga mereka mau menegakkan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan seluruh aspeknya di atas kaidah-kaidah Islam yang hanif. Dengan begitu masyarakat akan terbebas dari kegelisahan, keguncangan dan kekacauan yang telah menyebar ke segala sektor, dan menghalangi kita untuk dapat mengetahui jalan yang benar dalam memberikan solusi bagi berbagai persoalan, baik internal maupun eksternal. Kami tegaskan, bahwa tiada jalan menuju keselamatan melainkan dengan meyakini orientasi seperti ini, dan melakukan apa saja yang kita sanggup dengan tekad yang kuat dan sesegera mungkin.” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah, “Musykilatuna fi Dhau’in Nizhamil Islami”)

Realitas Objektif

Berlandaskan taujih Rabbani dan taushiyah Imam Syahid tersebut di atas, dengan selalu berusaha menjaga kebersihan hati dan kejernihan fikiran, serta pengamatan objektif, atas dasar kecintaan terhadap da’wah dan jama’ah ini, kami dari Forum Mudzakarah Ulama Al-Hikmah mendapati beberapa masalah prinsipil dalam realitas perjalanan jama’ah yang mengejawantah menjadi Partai Keadilan Sejahtera sejak dideklarasikan hingga saat ini; diantaranya adalah:
  1. Telah terjadi Degradasi Ideologis serta Dekadensi Moral dan Idealisme yang menyimpang dari Visi dan Misi didirikannya Partai.

Degradasi Ideologis ditandai dengan:
Dalam Visi & Misi Partai
  • Statement “Panca Sila & UUD 1945 adalah Final.”
  • Statement “Tidak akan Menerapkan Syariat Islam.” (Presiden PKS, Ka DPW DKI dan Ka DPW di bbrp wilayah & daerah dlm pilkada)

Dalam Amandemen UUD 1945
  • Hanya 20% dari jumlah anggota Fraksi PKS di DPRRI yang mendukung.
  • Sikap Partai dan Fraksi yang tidak jelas terhadap masalah ini.

Dalam Penyusunan RUU dan Revisi UU
  • Menyetujui UU APBN yang tidak pro rakyat.
  • Menyetujui UU Liberalisasi Migas (Kemudian sebagian pasalnya dibatalkan Mahkamah Konstitusi)
  • Menyetujui UU Ketenaga listrikan (Kemudian dibatalkan seluruhnya oleh Mahkamah Konstitusi)
  • Menyetujui UU Liberalisasi Sumber Daya Air.
  • Menyetujui UU Parpol dan Pemilu yang tidak pro-reformasi.

Dalam Sikap terhadap KKN
  • Mengusulkan pengampunan terhadap Soeharto.
  • Memaafkan semua kesalahan Soeharto.
  • Tidak jelas sikap terhadap pejabat-pejabat atau pengusaha-pengusaha yang terlibat korupsi namun masih berkeliaran.
  • Menolak pengungkapan kasus mega skandal korupsi BLBI.
  • Terlibat dalam beberapa kasus KKN.

Dalam Kebijakan Koalisi Partai
  • Tidak lagi berdasar kesamaan ideologis dan misi, tetapi pragmatisme sempit.

Dalam Pilkada
  • Dimunculkannya tokoh-tokoh Eksternal (90%) sebagai Calon Kepala Daerah yang tidak jelas visi, misi, dan track record nya, dengan mengesampingkan kader-kader internal.

Dalam Mahar Politik
  • Terlibat kasus “Mahar Politik” (98%) dalam proses Pilpres, pengusulan calon menteri Kabinet, Pilkada Cagub, Cawagub, Cabup, Cawabup, Cawal, Cawawal dan Direksi/Komisaris BUMN.

Dekadensi Moral dan Idealisme ditandai dengan:
Dalam Sikap terhadap Aspirasi Rakyat
  • Tidak sensitif dan aspiratif terhadap problema dan tuntutan rakyat. Misal; kasus studi banding, sarana rumah dan mobil, uang-uang tunjangan yang tidak masuk akal.

Dalam Sikap terhadap Kebijakan Pemerintah
  • Masuk dalam barisan pendukung pemerintah dan terkooptasi.
  • Sikap takut menentang kebijakan pemerintah yang menyakiti rakyat.
  • Mendukung kebijakan aneh pemerintah dengan merasionalisasi alasan.

Dalam Sidang-sidang Komisi
  • Lemahnya penguasaan materi bahasan dalam raker dengan pemerintah.
  • Ketidaksiapan konsep, data, informasi, dan analisa alternatif yang memadai.
  • Lemahnya kemampuan komunikasi sosial dan politik dihadapan pemerintah atau fraksi-fraksi lain.
  • Kurangnya sikap kritis terhadap usulan kebijakan pemerintah.

Dalam Pansus/Panja
  • Ketiadaan konsep RUU yang jelas yang merupakan penerjemahan dari visi misi partai.
  • Lemahnya etos juang dalam perdebatan konsep materi dalam pansus/panja.
  • Lemahnya argumentasi yang bernas.
  • Ketidakberanian berbeda pendapat/ berdebat dalam forum.

Dalam BURT
  • Mengusulkan kenaikan beberapa tunjangan dan fasilitas Anggota Dewan, tanpa dibarengi peningkatan kinerja.

Dalam Badan Kehormatan
  • Tidak ada sangsi tegas bagi anggota Dewan yang terlibat kasus a-moral, Money Politics, dan uang-uang suap yang beragam jenisnya.
  • Terlibatnya beberapa kader di DPR/DPRD tk I/DPRD tk II dalam kasus korupsi.
  • Tidak adanya sangsi Partai terhadap Kader yg terlibat kasus Korupsi.

  1. Sebagian kader yang memegang jabatan struktural dan anggota Legislatif mengalami penyimpangan ghayah, seperti: riya’, ghurur (lupa diri), sombong, egois, haus popularitas, merasa lebih cerdas, lebih pengalaman, lebih luas wawasannya, lebih mengerti syari’ah dan da’wah, terobsesi asesoris duniawi, seperti: jabatan, kehormatan, kekuasaan, dan kekayaan. Ini semua adalah penyakit-penyakit hati yang menyimpangkan para da’i dari tujuan da’wah yang sebenarnya.
  2. Sebagian kader yang memegang jabatan struktural dan anggota Legislatif mengalami penyimpangan ahdaf, dengan menyatakan bahwa partai da’wah ini tidak akan memperjuangkan syari’at Islam Dengan alasan apapun (politis maupun diplomatis), jelas telah menyimpang dan menyeleweng dari sasaran gerakan da’wah yang utama. Mestinya mereka justru menyebarkan opini tentang kewajiban menegakkan syari’ah bagi setiap muslim, secara massif, bukan malah menyembunyikanya. Apalagi di era reformasi yang setiap orang bebas bicara apa saja karena dilindungi Undang-Undang.

Sementara, Imam Syahid telah mengingatkan dalam risalahnya yang berjudul “Bayna al-Ams wa al-Yaum” (“Antara kemarin dan Hari ini”):

“Ingatlah! Kalian mempunyai dua sasaran utama yang harus diraih: Pertama, membebaskan bumi Islam dari semua bentuk penjajahan asing. Kemerdekaan, adalah hak asasi manusia. Tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang zhalim, durhaka dan tiran.
Kedua, menegakkan di Negara yang dimerdekakan itu, berupa Negara Islam merdeka, yang bebas melaksanakan hukum-hukum Islam, menerapkan sistem sosial, politik, ekonominya, memproklamirkan Undang-Undang Dasarnya yang lurus, dan menyampaikan da’wah dengan hikmah. Selama Negara Islam belum tegak, maka selama itu pula seluruh umat Islam berdosa, dan akan dimintai tanggung jawabnya di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Disebabkan keengganan mereka menegakkan syari’at dan Negara Islam, serta ketidakseriusan mereka dalam upaya mewujudkannya.”

Dalam Risalah “Di bawah bendera Al-Qur’an”, beliau menjelaskan tugas dan target gerakan da’wah ini:

“Tugas besar kita adalah membendung arus materialisme, menghancurkan budaya konsumerisme dan budaya-budaya negatif yang merusak umat Islam. Materialisme dan konsumerisme menjauhkan kita dari kepemimpinan Nabi Muhammad saw dan petunjuk Al-Qur’an, menghalangi dunia dari pancaran hidayah-Nya, dan menunda kemajuan Islam ratusan tahun. Seluruh faham dan budaya tersebut harus dienyahkan dari bumi kita, sehingga umat Islam selamat dari fitnahnya.
Kita tidak berhenti sampai di sini. Kita akan terus mengejarnya sampai tempat asalnya, dan menyerbu ke markasnya, hingga seluruh dunia menyambut seruan baginda Nabi Muhammad saw, kemudian dunia ini terselimuti ajaran-ajaran Al-Qur’an, dan nilai-nilai Islam yang teduh menaungi seisi bumi. Pada saat itulah sasaran dan target kaum Muslimin tercapai.”

Dalam menyoroti keadaan negeri-negeri Muslim sekarang ini beliau menyatakan dengan gamblang:

“Sungguh ini merupakan kenyataan yang dapat kita saksikan. Idealitas Undang-Undang Dasar Islam berada di satu sisi, sedangkan realitas objektifnya berada di sisi lain. Karena itu ketidakseriusan para aktifis da’wah untuk memperjuangkan diberlakukannya hukum Islam adalah suatu tindakan kriminal; yang menurut Islam tidak dapat diampuni dosanya kecuali dengan upaya membebaskan sistem pemerintahan dari tangan pemerintah yang tidak memberlakukan hukum-hukum Islam secara murni dan konsekuen.”

Kemudian, apabila partai da’wah ini berkoalisi dengan partai, organisasi, atau komunitas lain yang berbasis ideologi asing, juga berarti telah menyimpang. Karena tugas gerakan da’wah Islam adalah membebaskan umat dari penjajahan atau dominasi asing, baik itu ideologi, politik, ekonomi, maupun sosial. Bukan malah bekerjasama dalam ketidakjelasan maksud dan tujuan.

Para kader atau da’i yang terpengaruh kemudian menganut budaya materialisme dan gaya hidup konsumerisme juga telah menyimpang dan menyeleweng dari sasaran gerakan da’wah ini. Mereka seharusnya memberi contoh berupa keteladanan hidup yang diajarkan Rasulullah saw, sederhana dan santun dalam keinginan dan kebutuhan.

Kesalahan dan dosa mereka hanya bisa ditebus dengan menyosialisasi kewajiban menegakkan syari’at kepada seluruh elemen umat, dan memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh, serta menghindari diri dari sikap dan perilaku materialistis dan konsumtif.
Penyimpangan dalam khithah. Dalam hal ini menjadikan politik sebagai panglima, bukan lagi da’wah. Menitik beratkan pada faktor kuantitas pendukung (bukan kualitas), dengan tujuan mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.

Ini merupakan penyimpangan yang membahayakan bangunan da’wah. Sasaran kita bukan sekedar mencari orang yang mau memberikan suaranya di pemilu, tetapi kita membutuhkan orang yang siap mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah. Kita membutuhkan orang yang sabar, mau berkorban, tabah, bersedia menanggung beban-beban da’wah, memahami kepentingannya dan bertanggung jawab terhadap amanah yang dibebankan kepadanya.

Kita menginginkan orang-orang yang mencari akhirat, bukan mereka yang memburu pangkat. Kita mencari orang-orang yang rindu kampung surgawi, bukan orang-orang yang memburu kekuasaan duniawi. Kita menginginkan orang-orang yang kommit dengan nilai-nilai syar’i, bukan orang-orang yang terobsesi kursi. Kita menginginkan orang-orang yang selalu ingat akan janji Allah, bukan orang yang cepat lupa dengan janji-janji yang dia lontarkan pada waktu kampanye.

Kita tidak menginginkan gerakan da’wah ini dikuasai oleh orang-orang yang berambisi kekuasaan dan harta semata, dengan segala kewenangan dan fasilitasnya. Kita juga tidak butuh orang-orang yang gemar melakukan lompatan-lompatan yang tidak syar’i untuk meraih ambisi-ambisi pribadinya. Tetapi kita butuh orang-orang yang akan bekerja menegakkan Dienullah, dan beriltizam pada syari’at serta menjauhi cara-cara pencapaian tujuan yang tidak syar’i.

Tiadanya perhatian yang layak terhadap aktifitas tarbawi, baik tarbiyah fikriyah, ruhiyah maupun jasadiyah, sehingga menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman para kader, yang pada gilirannya tidak bisa melahirkan kader yang mampu membantu meringankan beban jama’ah. Tarbiyah berpengaruh terhadap ketahanan kader dalam menghadapi tantangan dan tuntutan amal di jalan da’wah, baik pada saat-saat kritis yang membutuhkan pengorbanan, maupun ketika panggilan jihad telah dikumandangkan.

Penyebab terabaikannya faktor tarbiyah:
  1. Aktifitas politik mendominasi seluruh amal da’wah, sehingga waktu, tenaga, fikiran dan dana tersedot ke aktifitas tersebut.
  2. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan murabbi, dan naqib, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas pembinaan kader yang berujung pada stagnasi pertumbuhan kader.
  3. Usrah atau halaqah berubah menjadi forum sosialisasi qadhaya, bukan solusi qadhaya. Usrah hanya menjadi forum mencari info dan pengumuman, padahal semestinya sebagai wadah pembinaan, pembentukan serta perbaikan akhlak, ruhani dan intelektualitas.
  4. Usrah atau halaqah hanya menjadi wadah untuk membentuk kader-kader da’wah yang tak siap berdialog secara kritis dan analistis, karena lebih ditekankan metode indoktrinasi, ketimbang diskusi.
  5. Mengabaikan Prinsip “The Right Man on The Right Place” dalam penyusunan struktur jama’ah da’wah dan pemilihan Calon Anggota Dewan.

Penyimpangan ini berbahaya karena menempatkan kader pada struktur jama’ah atau pemilihan Calon Anggota Dewan yang tidak sesuai potensi dan kemampuannya, tetapi berdasarkan “like and dislike”, atau berdasarkan “kontribusi’ material yang bersangkutan kepada partai. Juga memberi amanah atau tugas kepada kader yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Hal ini dapat merusak efektifitas gerakan serta menyeret pada ekses-ekses yang dapat melemahkan eksistensi jama’ah dan mempermudah timbulnya berbagai penyakit lain.

Menerima Prinsip dan Ideologi Sekuler.
Rabbaniyah adalah prinsip dasar da’wah setiap gerakan Islam. Da’wah pada hakikatnya memperjuangkan nilai-nilai Rubbubiyah, Uluhiyah, Mulkiyah dengan cara-cara yang diizinkan Rabb dan dicontohkan oleh Rasul-Nya, oleh kader-kader Rabbani(para Murabbi dan mutarabbi), demi mencari ridha Allah. Dengan demikian kita tidak boleh menerima prinsip dan ideologi Sekularisme, Nasionalisme, Pluralisme, Liberalisme, Komunisme, Kapitalisme juga Sosialisme, walaupun diberi embel-embel Islam di belakangnya.

Membiarkan Jama’ah atau Partai Dipimpin dan Dikuasai Orang yang Tidak Jelas.
Gerakan da’wah Islam harus memiliki kepribadian Islam yang jelas, dalam pemahaman, tujuan, langkah dan keputusan-keputusannya. Ia tidak boleh tunduk kepada penguasa. Tidak boleh tergiur oleh harta dan tahta. Musuh-musuh gerakan Islam memiliki cara tertentu untuk menghancurkan gerakan da’wah. Apabila cara-cara fisik dianggap tidak efektif meredam laju gerakan da’wah, maka adakalanya mereka menggunakan cara yang lebih halus tetapi daya rusaknya hebat.

Berkoalisi dengan Pihak Lain dengan Mengorbankan Prinsip dan Tujuan Da’wah
Dengan sebab dan alasan apapun, tidak dibenarkan mengadakan koalisi dengan pihak-pihak yang tidak memiliki kesamaan ideologi, visi dan misi dalam memperjuangkan tegaknya syari’at Allah. Apalagi jika koalisi tersebut harus mengorbankan prinsip-prinsip Islam yang akan diwujudkan melalui perjuangan kita selama ini.

“Mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak, maka mereka pun bersikap lunak pula kepadamu.”(Al-Qalam: 9)

Begitu pula, tidak dibenarkan melakukan koalisi dengan mengorbankan sasaran dan target yang selama ini kita berusaha mencapainya. Kalau hal ini dilakukan, berarti kita telah menjurus kepada penyimpangan dan pergeseran dari prinsip, serta menyeret semua amal dan pengorbanan ke arah yang tidak benar. Bahkan meratakan jalan bagi musuh untuk menguasai dan menentukan arah dan langkah pergerakan kita.

Karena itu, jama’ah atau partai da’wah tidak boleh mengangkat orang-orang yang tidak jelas ideologi perjuangannya menjadi pemimpin. Tidak boleh memberi dukungan kepada orang-orang yang zhalim dan korup. Tidak tunduk kepada mereka karena iming-iming harta dan posisi. Tidak mengadakan perjanjian yang akan membahayakan eksistensi gerakan Islam. Dan tidak memberikan kepercayaan, dukungan dan loyalitas kepada musuh-musuh Allah. Allah telah mengingatkan:

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhiraty, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, walaupun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, atau kerabat mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan ke dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pu ridha terhadap Allah. Mereka itulah Hizbullah (Partainya Allah). Ketahuilah bahwa sesungguhnya Partai Allah itulah yang akan memperoleh kemenangan.” (Al-Mujadalah: 22)

Rekomendasi

Dengan mengharap ridha Allah, dan berdasarkan kecintaan pada da’wah Islamiyah dan jama’ah Ikhwanul Muslimin di Indonesia, setelah memperhatikan berbagai masalah yang bermunculan dan setelah menimbang berbagai hal berdasar kaidah dan dalam koridor syar’i, maka kami dari Forum Mudzakarah Ulama Al-Hikmah merekomendasikan kepada para qiyadah Partai Keadilan Sejahtera, beberapa hal penting sebagai berikut:

  1. Mengevaluasi kebijakan penetapan paradigma “Al-Hizb huwal Jama’ah wal Jama’ah hiyal Hizb”,yang terbukti telah menimbulkan madharat bagi eksistensi da’wah Islam dan menjatuhkan ‘izzah, kewibawaan, dan martabat jama’ah Ikhwan di kalangan umat Islam di Indonesia; kemudian mengubahnya menjadi paradigma “Al-Hizb huwa juz’un minal Jama’ah.”
  2. Menjadikan da’wah sebagai Panglima dalam mencapai visi dan misi perjuangan ini, dan mengembalikan arah perjuangan ini kepada visi, misi dan khiththah ashalatul manhaj perjuangan da’wah semestinya.
  3. Membatasi masa kepemimpinan di Jama’ah dan Partai di semua tingkat elemen struktural maksimal 2 (dua) periode.
  4. Peningkatan daya kritisisme kader terhadap kebijakan pemerintah, dimulai kebijakan internal Jama’ah dan Partai.
  5. Menetapkan kebijakan Koalisi berdasar kesamaan ideologis, visi dan misi Partai; bukan berdasar pragmatisme sempit.
  6. Bersikap tegas terhadap segala jenis bentuk KKN, Money Politics, dan meninggalkan budaya “mahar politik” dalam setiap proses pemilihan pejabat Pemerintahan Pusat & Daerah, maupun BUMN.
  7. Membentuk tim khusus untuk audit internal bagi para pejabat struktur maupun calon pejabat struktur Partai dan Jama’ah, juga bagi para anggota legislatif dan pejabat di pemerintahan pusat dan daerah.

Demikianlah rekomendasi yang dapat kami sampaikan kepada para qiyadah Partai Keadilan Sejahtera, demi tercapainya kita kepada tujuan da’wah yang mulia dan suci.
Khatimah

“Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d, 11)

“Inilah hukum dan sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan makhluk-Nya. Dan tidak akan pernah ada perubahan dan hukum dan sunnatullah itu. Demikian pula yang telah dijelaskan Rasulullah saw dalam haditsnya yang mulia, diriwayatkan oleh Abu Dawud:

“Akan datang suatu masa dimana umat lain akan memperebutkan kalian, sama seperti anjing-anjing yang memperebutkan makanan di nampan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena jumlah kita sdedikit pada waktu itu?” Rasulullah menjawab, “Justru jumlah kalian ketika itu sangat banyak, tetapi kalian itu bagai buih yang mengapung di atas arus air. Sungguh Allah akan mencabut dari dada musuh kalian rasa takut terhadap kalian, dan sungguh Allah akan menanamkan “Wahn” dalam hati kalian.” Sahabat bertanya, “Apakah ‘wahn’ itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”

“Sesungguhnya suatu umat yang selalu terbuai dalam kenikmatan, terlena oleh kemewahan, tenggelam oleh tenggelam dalam kemilau harta, dan tertipu oleh pesona bunga-bunga dunia, serta lupa pada kemungkinan menghadapi tragedi dan lalai berjuang menegakkan kebenaran; kepada mereka itu katakanlah: “Selamat jalan kemuliaan dan kehormatan..!” (Imam Syahid Hasan Al-Banna, Risalah “Ilaa Ayyi Syai’in Nad’un Naas”).
Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla selalu melindungi dan menunjuki kita ke arah Shiratal Mustaqim. Hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal mawla wa ni’man-nashir.

Wallahu a’lam bish-shawwab.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Jakarta, 19 Oktober 2008/ 19 Syawal 1429 H
Forum Mudzakarah Ulama Al-Hikmah

April Mop Adalah Perayaan Pembantaian Umat Islam Spanyol



Biarpun telat posting, tapi bagi setiap yang merasa dirinya muslim WAJIB TAHU dan WAJIB BACA!!

Setiap tanggal 1 April, di beberapa negara biasanya merayakan April Mop. Beberapa orang meyakini hari itu semua penipuan dan bohong seolah-olah dilegalkan. Tapi tahukah Anda, dari mana asal usul April Mop ini?

Dari laman Wikipedia, April Mop atau dikenal dengan April Fools’ Day yang dirayakan 1 April, sebagai hari dimana orang-orang boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Hari ini ditandai dengan tipu-menipu dan lelucon lainnya terhadap keluarga, musuh, teman bahkan tetangga dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu.

Di beberapa negara seperti Inggris dan Australia serta Afrika Selatan, lelucon hanya boleh dilakukan sampai siang atau sebelum siang hari. Seseorang yang memainkan trik setelah tengah hari disebut sebagai “April Mop”. Namun di tempat lain seperti Kanada, Prancis, Irlandia, Italia, Rusia, Belanda, dan Amerika Serikat lelucon bebas dimainkan sepanjang hari. Hari itu juga banyak diperingati di Internet.

Nah para sejarawan mengklaim bahwa April Mop sebenarnya adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Spanyol yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol menjadi negeri yang makmur. Islam saat itu berkembang hingga Prancis Selatan. Beberapa kota seperti Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, penduduknya dengan sukarela memeluk agama Islam.

Hal ini jelas merisaukan beberapa negara tetangga di Spanyol. Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Mereka mengirimkan alkohol ke wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Alquran. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyolpun jatuh dan bisa dikuasai oleh pasukan yang dikirim oleh Kerajaan Spanyol yang tersingkir. Penyerangan yang dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April’s Fool Day).

Namun beberapa sejarawan juga menulis bahwa asal usul April Mop ini terjadi pada tahun 1582. Saat itu Paus Gregorius XIII memerintahkan penggantian kalender Julian. Tradisi populer menceritakan bahwa beberapa orang Eropa tidak mengetahui perubahan tersebut dan terus merayakan Tahun Baru pada tanggal 1 April dari kalender Julian sebelumnya. (republika.co.id, 1/4/2012)

8 Apr 2012

Cara Mengembalikan Tampilan Facebook dari Timeline ke Semula

Cara Mengembalikan Tampilan Facebook dari Timeline ke Semula, hal ini memang sudah banyak di Bahas oleh para Blogger yang lebih Hebat, tapi Blogadexme akan bagikan sedikit pengalaman dan penambahan yang menurut Saya penting untuk di Sampaikan. Serta lebih mengatasi masalah-masalah yang sering muncul di hadapi oleh Sobat sobat sekalian.

Bagaimana apakah Sobat masih Setia dengan Tampilan Facebook Timeline saat ini, Apakah kamu ingin Tampilan Facebook mu kembali ke seperti yang Semula?. Di sini adalah Jawabannya. Banyak alasan mengapa para Facebookerz ingin Berpindah lagi ke Tampilan Facebook yang semula. Saya sendiri berniat pindah karen Tampilannya kurang elegant dan Susah untuk di tebak karena Status Kita tidak sejajar melainkan Berserakan ke sana Kemari dan Juga Berat untuk Loading. Dan masih banyak alasan lagi yang tidak bisa Saya Sampaikan.

Dalam mengatasi Cara Mengembalikan Tampilan Facebook dari Timeline ke Semula ada Dua cara yang Akan saya Sampaikan, dan mungkin jika Cara Pertama Gagal maka coba yang cara Ke Dua dan Sebaliknya, Tapi ingat Cara yang ke 2 ini tidak akan Mengembalikan Tampilan Facebook ke Semula melainkan merubah tampilan agar Sama seperti yang Semula. Langsung saja ikuti Cara Berikut.

Cara 1
Sebaiknya langsung Saja ikuti cara yang Pertama ini, dan Kalau tidak Berhasil ikuti Cara yang Ke 2.
  1. Login ke Facebook.
  2. Masuk ke http://facebook.com/developer.
  3. Pada Halaman Facebook Developer, Pilih Aplikasi yang Sobat Buat Lalu Pilih Edit APP
  4. Lihat di Kolom Kiri Paling Bawah, Lalu Klik Link Hapus Aplikasi.
  5. Setelah selesai di Hapus, Refresh [Tekan F5] pada Keyboard.
  6. Lihat Hasilnya di Profil, Apakah Berubah.
  7. Sewaktu Blogadexme menelaah lebih dalam lagi tentang Cara Mengembalikan Tampilan Facebook dari Timeline ke Semula ada Beberapa masalah yang Saya temukan di mana salah Satunya adalah tidak adanya Muncul Edit APP ketika Kita di Sarankan Masuk ke Developer Facebook (http://facebook.com/developer). Maka dari situ Sobat coba ikuti Cara yang Ke Dua di Bawah ini.


Cara 2
Ini adalah Cara yang saya gunakan dengan Bantuan Aplikasi Fixer Sosial Facebook. Sebelumnya Download Dulu Aplikasinya. Berikut adalah Cara Menggunakannya.
Web Browser yang di dukung adalah Mozilla Firefox, Google Chrome, Opera, Safari dan Grease Monkey. Hal ini tidak di dukung pada Web Browser Internet Explorer.
  1. Buka di Situ Resminya di http://socialfixer.com/ Lalu Pilih Jenis Web Browser anda lalu Klik Allow pada Pop-up yang Muncul baru Klik Intall Setelah itu Restart Web Browser Anda.
  2. Login Kembali Ke Facebook Sobat.
  3. Masuk Ke Profil Sobat.
  4. Lihat di Bagian Atas Kiri Profil Sobat Akan Muncul Option Fixer Sosial Facebook.
  5. Klik Option, Lalu Masuk ke Popular.
  6. Hapus Semua yang memiliki Centang.
  7. Setelah selesai masuk ke Timeline, Lalu atur sesuai keinginan sobat Apakah Menampilkan Photo atau Satu Kolom Maka Centang Hide Photos dan Display post in a Single Column.
  8. Setelah Selesai Klik Save.
  9. Lihat Hasilnya di Profil Sobat.
sumber

Konferensi Nasional Ekonomi Islam (KONNEI)



Sukseskan Dahsyatnya acara Konferensi Nasional Ekonomi Islam Yogyakarta, yang dihadiri 2014 peserta seluruh Indonesia, yang menyerukan untuk mengganti Kapitalisme dan menerapkan Sistem Ekonomi Islam.

Dengan Pembicara Spektakuler :
Dr. Ichsanuddin Noorsy, M.Sc 
Dr. Ahmad Riawan Amin, M.Sc
Ir. H. Dwi Condro Triono, M.Ag, Ph.D
Ir. H. M. Ismail Yusanto, MM


Pada : Ahad, 22 APRIL 2012
Pukul : 07.00 WIB - selesai
Tempat : Sportorium UMY
Tiket : Reguler [35.000] dan VIP [70.000]

EO: Bem Stei Hamfara Jogja, kerjasama dengan BKLDK DIY-RELIEF

Info lebih Lanjut:
  1. Hp : 085878624148
  2. FB : Konferensi Nasional Ekonomi Islam
  3. Website: http://konneiyogyakarta2012.wordpress.com/
  4. Alamat: Sekertariat BEM STEI Hamfara, Lt 3, Ruang 6, Kelurahan Bangun Jiwo, Kecamatan Kasihan Bantul, Yogyakarta


Cp : Ketua Umum BEM STEI Hamfara Munafar La Ode / La Ode Munafar 085241597297




SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA! MARI SAMA-SAMA KEMBALI TERAPKAN EKONOMI ISLAM!

6 Apr 2012

Christiaan Snouck Hurgronje, Seorang Tukang Tipu

Oleh : Idries de Vries
Snouck hidup pada zaman kolonialisme. Saat itu Belanda adalah penguasa kolonial atas Indonesia dan karenanya secara berkala koran-koran Belanda melaporkan tentang berbagai peristiwa dan kejadian di “Hindia Belanda”. Selain itu, koran-koran Belanda secara teratur mengeluarkan opini yang membahas masalah-masalah yang dihadapi Belanda dan solusi-solusi yang diusulkan untuk masalah ini. Dengan kata lain, politik kolonial hangat diperdebatkan. Sebuah masalah utama bagi Belanda di Indonesia saat itu adalah perlawanan oleh masyarakat lokal terhadap pemerintahan Belanda. Penyebabnya, sebagian besar terinspirasi oleh Islam. Banyak orang Indonesia berjuang karena mereka melihat diri mereka sebagai warga negara dari Negara Al Khilafah Islam yang tanahnya telah diduduki oleh orang-orang asing. Hal inilah yang terjadi khususnya di Aceh. Sebagai akibatnya, Belanda mendapatkan diri mereka terjebak dalam keterpurukan yang panjang, melelahkan dan terutama sekali adalah biaya perang yang mahal untuk wilayah Indonesia.

Snouck menyadari betul bahwa ia memiliki kemampuan untuk memainkan peran penting atas masalah ini. Dari sejak awal karirnya sebagai seorang orientalis, dia melakukan hal terbaik untuk memainkan perannya. Misalnya dalam buku yang dia tulis untuk disertasinya yang berjudul, “The Meccan Celebrations (De Mekkaansche feesten)“, dia menulis saran berikut untuk pemerintah Belanda: “Karena di Hindia Belanda peziarah (jamaah haji) memiliki pengaruh buruk padaorang lokal [Indonesia], harus ada hukuman sekeras mungkin bagi para peziarahitu, dengan tujuan mengurangi jumlah orang yang pergi haji “.

Snouck juga pergi ke Mekah tidak hanya untuk suatu tujuan ilmiah. Alasan bahwa Konsul Kruyt di Jeddah bisa mengorganisir beasiswa dari Kementerian Urusan Kolonial Belanda untuk Snouck untuk melakukan perjalanan ke Mekah adalah agar Kruyt memiliki seorang mata-mata di Mekah yang bisa memberikan informasi tentang Indonesia di Mekkah. Oleh sebab itu, bukanlah sebuah kebetulan jika di rumah di Jeddah, tempat Snouck tinggal bersama dengan Raden Aboe Bakar, letaknya persis di seberang jalan rumah seorang bangsawan Aceh terkemuka, yang digunakan sebagai wisma oleh para peziarah dari Aceh. Jadi, dari rumah mereka, Snouck dan Raden Aboe Bakar bisa melacak siapa pun yang masuk atau keluar wisma bagi orang Aceh di Jeddah itu. Dalam bukunya tentang saat dia berada di Mekah, Snouck juga memberikan saran kepada pemerintah Belanda tentang Indonesia. Dia mengatakan bahwa pemerintah kolonial Belanda harus mengawasi para peziarah yang kembali dari Mekah dan mencoba untuk mendapatkan simpati mereka. Jika upaya-upaya untuk mewujudkan hal ini gagal pada seorang peziarah, Snouck kemudian mengatakan, bahwa pemerintah Belanda bisa membunuh peziarah itu.

Jadi, memang bisa dikatakan bahwa tujuan sebenarnya dari perjalanan Snouck ke Mekah adalah jelas untuk ilmu pengetahuan, dan mengumpulkan data intelijen sebagai tugas sampingan. Sementara perjalanan Snouck ke Indonesia jelas-jelas bahwa tujuan sesungguhnya adalah mengumpulkan data intelijen. Setiap perjalanan untuk tujuan ilmiah hanyalah untuk menyamarkan tujuan yang sesungguhnya. Snouck sendiri telah lama meminta pemerintah Belanda untuk dikirim ke Indonesia sebagai seorang mata-mata bagi Belanda. “Sebagai tanggapan dari diskusi, saya merasa cukup terhormat untuk bisa berdiskusi dengan Yang Mulia[1], Saya ingin mengulangi permintaan saya yang sebelumnyatelah saya sampaikan melalui surat, yang isinya adalah bahwa saya harap bisa dikirim ke Aceh…“. Pemerintah Belanda menyetujui permintaannya dan memang mengirimnya ke Indonesia sebagai agen mereka. Snouck mengatakan bahwa dia ingin berkonsentrasi pada karyanya tentang Aceh. “Sebelum berangkat ke Indonesia, saya menjelaskan kepada menteri bahwa sejauh sejauh berkaitan dengan pentingnya Islam politik, Aceh harus menjadi wilayah yang amat pentingdari penelitian saya.” Karena itu, Pemerintah Belanda mengirim surat kepada para pegawai negeri sipil di Indonesia yang menyebutkan: “Campur tangan langsung oleh anda sendiri [dalam kunjungan Snouck] atau oleh orang-orang yang melapor kepada Anda harus dihindari secara hati-hati dan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dipastikan bahwa tujuan sebenarnya tidak menjadi jelas bagi masyarakat setempat, karena hal inilah yang sangat mungkin merusak hasil-hasil penelitian. ” Dengan kata lain, pemerintah Belanda menginstruksikan pemerintahan kolonial untuk menjauhi Snouck, sehingga dia bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat.

Namun, di Belanda, realitas atas perjalanan Snouck ke Indonesia menjadi hal yang diketahui oleh umum. Dan banyak orang berharap bahwa Snouck akan mampu memecahkan masalah-masalah Belanda di Indonesia secara meyakinkan. Karena itu, berbagai koran berusaha untuk tidak memberitakan kepada para pembaca mereka mengenai kegiatan-kegiatan Snouck di Indonesia. Hingga satu hari koran NRC menerbitkan sebuah surat yang didapatkannya yang menyebutkan: “Dalam koran kami, seseorang kadang-kadang dapat menemukan artikel tentang Dr. Snouck Hurgronje, tentang siapa dia sebenarnya, apa yangsedang dia lakukan di koloni kita, dan apa misinya. Saya mendesak para editor koran, khususnya yang terbit di Indonesia, untuk menghentikan pemberitaan ini, karena mereka tidak membantu pekerjaan yang sedang dia lakukan dengan cara ini. Tujuan dari Dr Snouck Hurgronje adalah untuk bisa belajar Islam dari orang-orang Islam itu sendiri, dan dengan cara itu bisa [mengenal] gerakan besar yang terjadi di wilayah Timur kita, yang menghasilkan kepemimpinan para peziarahyang fanatik, dan melaluinya banyak pertumpahan darah yang telah menunjukkanarti penting hal ini.” Adalah cukup jelas bahwa sepucuk surat kepada koran NRC itu adalah permintaan untuk menghentikan pemberitaan atas kegiatan-kegiatan Snouck, karena pemberitaan atas aktivitas-aktivitas dan tujuan-tujuan sebenarnya dapat disembunyikan dari orang-orang Indonesia.

Idries de Vries aktivis dakwah Islam asal Belanda dan kontributor tamu pada situs newcivilization.com Sumber

Ikhwanul Muslimin Temui Pejabat AS di Gedung Putih


Pejabat Amerika Serikat menerima wakil Ikhwanul Muslimin Mesir di Gedung Putih, Washington, AS, Selasa (3/4). Agenda pertemuan itu adalah sebagai upaya Dewan Keamanan Nasional AS memperluas komunikasi dengan Ikhwanul Muslimin yang muncul sebagai partai politik baru pascarevolusi Mesir tahun lalu.

Ikut terjunnya Ikhwanul Muslimin dalam bursa pemilihan Pemilu Presiden Mesir, menjadikan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok Islam berpengaruh dalam pergolakan Timur Tengah.

Para wakil Ikhwanul Muslimin yang mengunjungi Gedung Putih disambut staf Dewan Keamanan Nasional AS. Sumber dari Gedung Putih mengatakan, pertemuan ini adalah bukan kali pertama. Sebab, dalam beberapa bulan terakhir senator dari Partai Republik, Lindsey Graham dan John McCain serta pejabat dan anggota parlemen AS sudah beberapa kali melakukan pertemuan di berbagai tempat.

Dalam pertemuan di Gedung Putih, Juru Bicara Dewan Keamanan AS, Tommy Vietor mengatakan, pihaknya menekankan pada Ikhwanul Muslimin akan pentingnya hak minoritas. Termasuk permasalahan kaum perempuan serta masalah keamanan regional.

“Kami percaya pertemuan ini demi kepentingan Amerika Serikat untuk terlibat dengan semua pihak yang berkomitmen untuk prinsip-prinsip demokrasi, terutama non-kekerasan,” kata Tommy Vietor seperti dilansir Middle East Online, Kamis (5/4).

Sebelumnya sayap politik Partai Kebebasan dan Keadilan Ikhwanul Muslimin, resmi mengusung Wakil Mursyid (pemimpin tertinggi) Ikwanul Muslimin, Khairat Al Shater sebagai calon presiden dalam Pemilu Presiden Mesir pada 23 Mei 2012 mendatang. (republika.co.id, 5/4/2012)

BBM Suruh Hemat, Presiden Beli Pesawat


Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai Presiden SBY tidak bisa memberikan contoh yang baik terkait kondisi kenaikan harga BBM bersubsidi sekarang ini. Yanuar Rizky menjelaskan disaat ada rencana kenaikan harga BBM dalam waktu 6 bulan, Presiden SBY membeli pesawat baru.

“Pemimpin kita pak Presiden SBY meminta masyarakat untuk menghemat BBM, tapi dia sendiri malah beli pesawat,” ujar Yanuar Rizky di kantor BPK, Rabu (4/4/2012).

Dengan ditemukan banyak laporan keuangan yang tidak sesuai oleh Badan Pemeriksa Keungan, Yanuar menilai penegakan hukum yang lemah dan politik anggaran yang buruk.

Untuk mengatasi hal itu, Yanuar menegaskan pentingnya keteladanan pemimpin, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Dengan adanya contoh dari pemimpin kita seperti itu, level pejabat hingga masyarakat akan bertindak lebih bijak dalam menaati rencana anggaran yang telah ditetapkan,”ungkap Yanuar. (tribunnews.com, 4/4/2012)

BBM Batal Naik, UU Migas Menjadi-jadi


Rapat Paripurna DPR yang berakhir dini hari Sabtu 31 Maret lalu telah menyepakati Pasal 7 ayat 6a UU APBN-P 2012 yang berbunyi:
“Dalam hal harga rata-rata minyak Indonesia (Indonesia Crude Oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata sebesar 15 persen dalam 6 bulan terakhir dari harga minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN-P Tahun Anggaran 2012, pemerintah berwenang untuk melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukung.”

Dalam UU APBN-P 2012 itu, DPR dan pemerintah menetapkan asumsi harga minyak (Indonesia Crude Price/ICP) baru sebesar US$ 105 per barel dari sebelumnya US$ 90 per barel. Jadi apabila harga minyak 6 bulan terakhir rata-ratanya mengalami kenaikan atau penurunan 15%, pemerintah bisa menaikkan atau menurunkan harga BBM subsidi.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, nilai ICP rata-rata untuk 6 bulan ke belakang adalah US$ 116,49 per barel. Rinciannya, ICP Oktober 2011 US$ 109,25 per barel, November 2011 US$ 112,94, Desember 2011 US$ 110,70, Januari 2012 US$ 115,90 per barel, Februari 2012 sebesar US$ 122,17 per barel, dan Maret 2012 sebesar US$ 128 per barel. Maka, dalam 6 bulan ini kenaikan rata-rata ICP masih 10,94% dibandingkan asumsi harga minyak yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2012 sebesar US$ 105 per barel. Sehingga harga BBM tidak bisa naik pada 1 April 2012 seperti yang direncanakan pemerintah.

Tapi tidak jadi naiknya BBM pada 1 April ini sifatnya hanya sementara. Bila harga ICP terus menaik atau setidaknya terus menerus di atas 120 USD selama setidaknya 4 bulan ke depan, maka berdasar pasal tadi, pemerintah berhak untuk menaikkan harga BBM. Sebaliknya bila ICP terus menurun, pemerintah juga diberi hak untuk menurunkan harga BBM.

Oleh karena itu, keputusan rapat Paripurna DPR kemaren alih-alih bisa menyelesaikan kemelut persoalan BBM, tapi sebenarnya justru menegaskan 2 hal yang menjadi indikasi makin kokohnya liberalisasi migas di negeri ini. Pertama, DPR dan pemerintah telah secara bulat meletakkan migas sebagai komoditas semata-mata yang dalam penetapan harga (pricing policy) benar-benar mengikuti harga internasional atau harga pasar - sesuatu yang sebenarnya telah tidak diperbolehkan karena Pasal 28 Ayat 2 UU Migas yang menjadi dasar untuk mengkaitkan harga BBM dengan mekanisme pasar telah dianulir oleh Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu. Akibatnya, segala bentuk perhitungan juga akan mengacu ke sana. Disitulah problema di seputar berapa sebenarnya harga produksi, harga jual, dan berapa sebenarnya subsidi (dan apakah tepat istilah subsidi itu) akan terus berlanjut yang membuat persoalan BBM ini menajdi tidak terurai secara jernih.

Kedua, ketidakberdayaan akibat Indonesia sekarang telah menjadi negara nett importir, sehingga kenaikan harga minyak dunia seolah menjadi bencana. Semestinya bila Indonesia bisa kembali menjadi nett exportir dengan menjaga tingkat produksi seperti dulu (pernah di atas 1,5 juta barel per hari) yang di atas kebutuhan dalam negeri, maka setiap peningkatan harga minyak dunia akan menjadi berkah. Tapi usaha untuk meningkatkan produksi minyak mentah terganjal oleh fakta bahwa sekarang, akibat liberalisasi sektor hulu migas, sumur-sumur minyak telah dikuasai penuh oleh perusahaan swasta asing. Pemerintah, dalam hal ini BP Migas, terbukti tidak mampu mengontrol tingkat lifting yang anehnya di tengah situasi global yang sangat kondusif dimana harga minyak terus meningkat dan teknologi yang semakin canggih, tapi lifting justru terus menurun. Oleh karena itu, semestinya DPR tidak boleh terjebak sekadar membicarakan harga BBM dan segala hal terkait di sektor hilir, tapi juga harus mempersoalkan sektor hulu sedemikian sehingga sumur-sumur minyak kembali dikuasi penuh oleh negara.

Berkenaan dengan hal ini, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Keputusan DPR dalam rapat paripurna yang menambah ketentuan dalam Pasal 7 Ayat 6a dalam UU APBN-P itu makin mengkokohkan liberalisasi migas di negeri ini dan tidaklah menyentuh permasalah utama di seputar kemelut BBM. Harga BBM memang tidak jadi naik 1 April ini, tapi keputusan itu sekadar menunda masalah. Bila nanti BBM benar-benar naik bukan tidak mungkin reaksi publik bisa meledak lebih keras lagi.

2. Tetap menolak rencana kenaikan harga BBM meski pada faktanya nanti minyak dunia terus meningkat sedemikian sehingga ICP rata-rata sudah diatas 15% dari asumsi dalam APBN - P, karena ini adalah kebijakan yang dzalim dan sebuah pengkhianatan terhadap rakyat yang sangat nyata.

3. Menaikkan harga BBM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan sumber daya alam khususnya migas merupakan kebijakan yang bertentangan syariat Islam. Migas serta kekayaan alam yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan barang milik umum yang pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kebijakan kapitalistik, yakni liberalisasi migas baik di sektor hilir (termasuk dalam pricing policy) maupun di sektor hulu (yang sangat menentukan jumlah produksi migas setiap hari), juga kebijakan dzalim dan khianat ini harus segera dihentikan. Sebagai gantinya, migas dan SDA lain dikelola sesuai dengan syariah. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah.


Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir


Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com

4 Apr 2012

e-KTP = Alat Kontrol Zionisme ??

Benarkah e-KTP itu termasuk salah satu konspirasi tingkat tinggi antara pemerintah dengan pihak asing? apa sebenarnya tujuan di buatnya e-KTP, apakah hanya untuk keamanan atau untuk mengawasi gerak gerik masyarakat? e-KTP kan ada chipnya, otomatis semua gerak gerik kita bisa diketahui? apakah kita yang sudah punya e-KTP ini hilang sudah privasinya ?

e-KTP atau Elektronic-Kartu Tanda Penduduk merupakan Kartu Tanda Penduduk yang di buat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaan berfungsi secara komputerisasi. e-KTP didesain dengan metode autentikasi dan pengamanan data tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan menanamkan chip di dalam kartu yang memiliki kemampuan autentikasi, enkripsi dan tanda tangan digital.



Tentu yang mengusik nurani kita adalah bahwa e-KTP sangat bersinggungan dengan privasi kita. Dengan adanya chip di dalam e-KTP, tiap warga Negara bisa diawasi begitu ketat, baik keberadaannya maupun gerak-geriknya. Terlebih kini sudah lahir UU Intelijen sebagai otoritas penguat untuk mengintai daya kritisme masyarakyat. Tentu kita harus sadar, selain terkait masalah kependudukan, penerapan e-KTP tidak terlepas dari isu terorisme yang melanda bangsa ini. Bayangkan dalam tahap pembuatan e-KTP, tiap warga negara harus melalui proses berlapis.

Selain difoto, kita juga harus membubuhkan tanda tangan secara digital, mencap sidik jari (10 jari), memverifikasi sidik jari, dan terakhir kita juga diharuskan melakukan verifikasi tanda tangan digital. Bahkan selain itu, tiap pembuat e-KTP diharuskan melakukan perekaman iris mata. Tentu kita bertanya-tanya apa maksud dari ini semua. Dan kita tidak tahu fungsi sejati dari sebuah ‘perekaman iris mata’. Mari kita berdoa, semoga kita terlindung dari motif yang tidak-tidak. 

Tanpa bermaksud melakukan generalisasi secara menyeluruh, namun salah satu yang mengusik pikiran saya selama ini ialah kemiripan e-KTP beserta chip di dalamnya dengan program The RFID Chip 666 sebagai alat kontrol zionisme yang dimasukkan ke dalam permukaan kulit manusia. Klik Video

Dasar pengembangan RFID untuk manusia adalah sebuah sistem yang disebut SmartCard yang memiliki microchip lithium yang berfungsi membaca data riwayat seseorang yang berhubungan secara elektronik ke pusat data pemerintah seperti informasi kesehatan, data pajak, dan jumlah tabungan serta identitas pribadi lainnya. Tujuannya sederhana, Zionis ingin melakukan kontrolisasi dan pendataan pergerakan manusia-manusia yang telah mereka incar. Dengan dimasukkannya chip ke dalam tubuh manusia, hal itu akan memudahkan mereka untuk memastikan target yang mereka incar berada dalam sebuah pengawasan “Sang mata satu”.

RFID sendiri atau Radio Frequency Identification digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag adalah sebuah benda kecil (sebesar biji beras) yang dapat ditempelkan pada suatu barang atau produk. Hebatnya meski kecil, RFID tag berisi antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespon terhadap suatu query (semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data dari database) yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver.

Sejarah ini bermula ketika tahun 1946, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara ini kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID.

Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an. Rupanya alasan dibalik pembuatan tekhnologi canggih ini tidak terlepas dari doktrin teologis 666 di bible. Dalam surat wahtu 13: 16-18 dijelaskan.

dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.” baca lengkap disini



Lantas apa yang membahayakan dari program chip ini? Tidak lain adalah sebuah perangkat yang bisa memanipulasi manusia dari mulai emosi, mental, sekaligus fisik. Dalam program zionis, inilah yang biasa kita kenal sebagai mindcontrol.

Amerika Serikat sendiri sebagai pemerintahan Zionis, sudah mempersiapkan pemberlakukan RFID Chip kepada para warganya sebagai antisipasi dari tindakan terrorisme yang menyerang negaranya. Bahkan di Spanyol Baja Beach Club, sebuah klub malam eksklusif di Barcelona, sejak tahun 2004 sudah menanamkan Chip sebagai prasyarat untuk menjadi pelanggan VIP dengan dalih keperluan identifikasi.

Dan saya sungguh khawatir bahwa e-KTP adalah cikal bakal dari pemberlakuan RFID Chip 666, terlebih dalam e-KTP ada sebuah chip yang berisi data-data yang sama seperti tercantum di tampilan muka kartu identitas, alamat kontak pemilik kartu, sertifikat serta data kunci pemilik kartu yang tersimpan dalam database milik negara (pedomannews.com/ Kamis, 30 Juni 2011)



Dan Saat ini e-KTP telah mulai meluas digunakan di hampir seluruh negara anggota Uni Eropa dan beberapa negara Asia seperti China dan India. Akankah ini betul-betul menuju sebuah tatanan yang satu, maksud yang satu, dan arah yang satu yakni sebuah tatanan dunia baru yang lazim disebut New Wolrd Order. Kita harus jeli dan terus waspada. Awasi terus program e-KTP. Allahua’lam. (Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi/ yopiedinar.blogspot) sumber